Behind The Scene Of Myungyeon (Chapter 6)

BTSOM

Title : Behind The Scene Of Myungyeon

Main Cast :

  • Park Jiyeon
  • Kim Myungsoo

Genre : Romance, Humor

Type : Chaptered

Myungsoo’s Side

Aku menghela nafas, lega rasanya setelah berpuluh jam duduk didalam pesawat akhirnya aku bisa berdiri dan berjalan lagi―sebenarnya tidak sampai sepuluh jam sih―Rasa-rasanya tulangku sakit semua dan tidurku juga tidak nyenyak. Pinggangku sakit sekali karena duduk selama ini.

Kami baru saja mendarat di LAX―Los Angeles International Airport―dan ini rasanya benar-benar menakjubkan. Kami memang akan berada di Amerika selama 10 hari 9 malam untuk membuat Music Video sebanyak-banyak mungkin―begitulah jawaban Manager-hyung saat aku tanya untuk apa kami pergi selama itu, tapi aku rasa tidak mungkin―dan juga sedikit berlibur, mungkin. Selain itu, kata Manager-hyung, kami mungkin akan melakukan Wourld Tour tahun ini dan itu benar-benar menakjubkan.

Tapi tentu saja, ada yang dipertaruhkan untuk itu semua.

Jadwalku untuk bertemu dengan Jiyeon jadi makin menipis. Sial, terakhir kami bertemu hanya saat Dream Concert tanggal 11 mei lalu. Dan sekarang sudah tanggal 23. Berapa hari itu..ah, 12 hari rasanya sudah bertahun-tahun untukku.

Oke, aku memang berlebihan.

Tapi itu wajar saja kan? Namanya juga orang yang sedang pacaran. Yah, kami memang tidak ada bertemu selama 12 hari tapi kami pasti saling mengirim pesan singkat atau menelfon jika ada waktu. Kami sepertinya memang banyak kemajuan. Dulu saja, kami mungkin saling telfonan hanya seminggu sekali atau dua kali. Itupun kalau aku ingat. Sekarang, sehari saja tidak mengirim pesan rasanya sudah ada yang kurang. Oh, aku lucu sekali. Seperti anak SMA yang baru pacaran saja.

Aku merogoh ponselku sambil tetap berjalan menyusuri LAX yang sangat besar dan mengaktifkan ponselku untuk member tahu Jiyeon bahwa aku sudah sampai. Namun tepat saat aku menghidupkannya, Jiyeon sudah menelfonku terlebih dahulu.

“ Ya!! Myungsoo!! ” Teriaknya.

Reflex, aku menjauhkan ponselku karena teriakannya, bisa-bisa telingaku pecah kalau aku tetap nekat mendengarnya, sungguh, “ Ya! Kau itu kenapa sih? ”

Bisa kudengar dia menarik nafas, bersiap-siap untuk berteriak lagi dan akupun sudah bersiap-siap untuk mengambil ancang-ancang untuk menjauhkan ponselku lagi.

“ Kau tau? Kami akan ke Amerika lagi besok. ” Katanya, tidak berteriak.

Tapi ini yang seharusnya ia teriakkan, aku rasa aku salah dengar, “ Apa? ” Tanyaku ulang.

Tidak mungkin. Dia mau ke Amerika juga? Ah, tidak. Situa itu tidak akan pernah menjadi sebaik itu pada kami. Dia pasti tau jadwal kami di amerika.

” KAMI. MAU. KE. AMERIKA. BESOK. KIM. MYUNGSOO. LEMOT. ” Teriaknya lambat-lambat.

Dia bilang aku lemot? Ah, dia itu benar-benar. Oke, tapi bukan itu yang terpenting sekarang. Jadi dia benar-benar akan ke amerika?! Itu bagus! Itu artinya aku bisa mengajaknya kencan lagi. Haha, kami memang hebat. Disaat pasangan lain kencan di taman biasa, aku dan jiyeon bisa kencan di Taiwan, Amerika. Itu keren kan?

“ Eh tunggu.. ” Kataku teringat sesuatu, “ Kalian akan pergi kemana tepatnya? ”

Dia bergumam, “ Beberapa hari di Los angeles lalu ke Las Vegas untuk perform. Kau? ”

” Benarkkah? Bagus kalau begitu! Aku juga disana. Cepat sampai, ayo kita jalan-jalan lagi. ” Jawabku semangat.

Terdengar suara tepukkan tangan semangat yang aku yakin dari jiyeon. Aku tersenyum sendiri, dia ini masih saja seperti anak-anak. Kemudian aku melirik Manager hyung yang memberi kode agar aku masuk kedalam Mobil terlebih dahulu.

” Ah, aku sudah tidak sabar untuk besok.. ” Jawabnya.

Aku duduk di kursi dalam Mobil dan mendesah, ” Yah, semoga saja tidak batal. ”

” Tidak. ” Katanya cepat, ” Tidak akan batal. ”

Aku bergumam, kemudian tersenyum kecil, ” Baiklah. Sampai jumpa di amerika kalau begitu. ”

Dia berteriak seperti mengatakan yeaay lalu mematikan telfonnya begitu saja. Aku menggeleng dan menatap ponselku takjub. Dia ini benar-benar. Ah, rasanya aku sudah tidak sabar untuk jalan-jalan. Aku harus pergi kemana ya? Aku benar-benar tidak ada pengalaman jalan-jalan di amerika.

Aku melirik ponselku. Sepertinya ada pemberitahuan. Aku membuka kunci tombol ponselku hingga terlihat wallpaperku yang masih sama dengan yang kemarin, fotoku dengan Jiyeon, lalu menekan lambang kalender.

Sekarang tanggal 22 Mei. Ah, astaga. Kenapa aku bisa lupa?

Jiyeon’s Side.

Aku melonjak-lonjak di kamarku sedangkang Hyomin Eonnie hanya menatapku tidak suka. Ah, dia memang selalu begitu.

Sekarang sudah lewat tengah malam dan kami baru saja selesai menyusun barang-barang kami untuk beberapa hari di amerika. Kata Hyomin eonnie, kami akan hadir di konser Wiz khalifa dan Chris brown di Los Angeles untuk perform dan jadwal ini benar-benar mendadak, kami bahkan sengaja membatalkan beberapa aktifitas kami di korea. Rasanya hebat sekali. Aku sudah tidak sabar lagi. Aku ingin bertemu dengan Myungsoo. Aku kira, hari yang aku tunggu itu akan aku rayakan sendiri. Ternyata tidak. Aku bisa merayakannya bersama Myungsoo.

Ah, memang dia ingat?

Inikan sudah setahun yang lalu. Aku sangsi apakah dia masih ingat atau tidak. Ah, kalau dia tidak ingat kan aku bisa mengingatkannya. Yang penting aku bisa merayakannya bersama. Itu yang paling penting.

Tiba-tiba ponsel yang tadi aku letakkan di meja sebelah tempat tidurku bergetar, aku meraihhnya dan melihatnya. Ada sebuah pesan masuk dari Myungsoo.

” Kau sudah tidur? ”

Aku tersenyum sendiri lalu duduk ditempat tidurku dan membalas pesannya, ” Belum, aku belum ngnatuk. Kenapa? ”

Kurang dari setengah menit, aku sudah mendapatkan pesan balasan darinya, ” Heh! Ayo cepat tidur, besok kau harus berangkat. ”

Aku tersenyum lagi lalu berfikir apa yang ingin aku balas, ” Oke. Selamat tidur, Myungsoo ^^ ”

“ Sekarang belum jamnya tidur di sini, bodoh. ” Balasnya.

Aku berdecak, lalu tersenyum sendri, “ Yasudah, gak usah tidur. ”

Setelah mengetikkan pesan balasanku, aku meletakkan ponselku ketempat semula dan berbaring ditempat tidurku, mencoba untuk tidur agar aku bisa bangun tepat waktu besok pagi.

” Dasar. Kalau Myungsoo yang suruh langsung mau, kalau aku yang nyuruh tidur pasti tidak mau. ”

Aku melirik Hyomin Eonnie yang tidur ditempat tidur sebelahku, matanya sudah tertutup tapi di pasti belum tidur, ” Eonnie sirik aja sih. ”

*****

Aku keluar dari mobil dan menunggu member lainnya untuk keluar juga. Kami baru saja sampai dibandara setelah perform di Mnet Countdown sebelumnya. Kami berempat menunduk dan member salam pada kamera SSTV yang meliput kami selama dibandara.

Andai saja tidak seribet ini. Rasanya aku ingin berlari saja dan masuk kedalam pesawat lalu duduk tenang selama 8 jam. Tapi sepertinya tidak bisa, aku harus memberi tanda tangan dahulu dan berfoto bersama dengan beberapa anak-anak. Tidak apa-apa. Itu sama sekali tidak menurunkan semangatku ke Amerika untuk menyusul Kim Myungsoo. Yeaay.

Setelah aku fikir-fikir, kami pasti menggunakan pesawat yang sama. Dia baru sampai di Amerika, lalu pesawat itu balik dan mendarat di Korea lagi lalu aku masuk dan pergi ke Amerika lagi―oke, ini tidak penting tapi aku merasa pintar bisa mengira-ngiranya.

Aku kembali menatap ponsel yang sudah aku genggam sejak turun dari mobil tadi, aku ingin mengirim pesan pada Myungsoo tapi tidak jadi-jadi karena terlalu banyak yang memperhatikan. Bisa-bisa mereka penasaran dan malah melihat ponselku. Oh, aku bisa mati.

“ Aku akan berangkat sebentar lagi. ”

Setelah mengetikkan pesan itu, aku langsung mematikan ponsel dan masuk kedalam pesawat. Perjalanan 8 jam yang melelahkan akan kembali dimulai, tapi bedanya aku benar-benar merasa semangat sekarang ini.

*****

Aku menghela nafas lega dan mengangkat kedua tanganku lebar-lebar. Bahagia sekali rasanya walaupun aku merasa sangat lelah, tapi tidurku sangat nyenyak tadi.

Kami berempat berjalan keluar dari LAX dan masuk ke dalam mobil yang sudah menjemput kami ke hotel. Aku berharap aku dan Myungsoo sehotel, jadi lebih mudah. Tapi sepertinya tidak mungkin.

Aku menatap ke luar jendela mobil. Sebentar lagi adalah hari anniv setahunku dengan Myungsoo. Kira-kira dia ingat tidak ya? Awas saja kalau dia tidak ingat, akan aku hantukkan mukanya yang jelek itu dengan dinding agar dia jadi semakin jelek. Aku sudah merubah pikiranku, anniv setahun adalah hari penting. Dia tidak boleh melupakannya.

Setelah sampai ke hotel, aku menunggu manager eonnie yang mengambil kunci dari resepsionis lalu membagikan kamar kami. Dan lagi-lagi aku harus sekamar dengan Hyomin eonnie padahal aku bosan melihat wajahnya terus huh.

Tiba-tiba ponselku bergetar, ada panggilan masuk. Dari Myungsoo.

“ Heh, sudah sampai? ” Tanyanya langsung. Tanpa berkata hai, halo, atau apapun. Dia selalu begitu. Menyebalkan.

” Eum, ” Aku bergumam, ” Kau sedang apa? ”

“ Syuting video klip. ”

“ Ooh, yasudah. Lanjut saja. ”

“ Eh jangan! ”

Hampir saja aku mengakhiri telfonnya tapi karena mendengar teriakan tiba-tibanya, membuatku membatalkan niatku.

“ Kenapa? ”

Diam saja.

Aku mengerutkan dahiku bingung, dia sebenarnya kenapa sih? Dasar aneh, sayang sekali tampan-tampan tapi aneh.

” Bilang atau aku matikan saja? ” Ancamku.

” YAYA! MATIKAN SAJA! ” teriaknya.

Aku mengerucutkan bibirku kesal, kenapa jadi dia yang marah. Dia sedang pms ya?

Ku hempaskan tubuhku di tempat tidur setelah melepas semua pernak-pernik yang mengangguku selama dibandara dengan sebelah tangan, rasanya lega melihat tempat tidur setelah sekian lama duduk, ” Ish, kau pms ya? ”

” Iya, kok tau? ”

Refleks aku terduduk, ” APA?! ”

Myungsoo PMS?! Dia gak normal. Tolong bunuh dia sekarang.

” Ya enggaklah, kenapa kau bodoh sekali sih? ”

Aku berdecak lalu kembali membaringkan tubuhku, ” Siapa tahu, kan? ”

Myungsoo’s Side.

” Siapa tahu, kan? ”

Aku hanya menghela nafas atas kebodohan tingkat akutnya. Sejak kapan ada laki-laki yang bisa PMS? Apalagi yang tampan sepertiku. Anak yang baru sekolah juga pasti tahu.

” Tolong jangan berfikiran sependek ini, Park Jiyeon. ”

Dia terkekeh, membuatku berkali-kali lipat merindukannya, sial.

“ Oke, oke. ” Dia berhenti sejenak lalu berdeham, “ Jadi kenapa telfonnya jangan dimatikan? ”

Aku terdiam. Bingung harus menjawab apa. Apa aku harus jujur? Tapi ini pasti terlihat seperti omong kosong. Oke, terserah. Dia tidak akan berhenti bertanya sebelum aku menjawabnya.

“ Tidak ada. Aku ingin mendengar suaramu lebih lama. ”

Sekarang giliran dia yang terdiam. Dia dengar aku bilang apa? Padahal aku sudah berbisik. Sial. Tapi dia masih saja diam. Aku jadi curiga, sebenarnya dia sedang berfikir tentang apa.

“ Ji… ”

“ Kau tidak ingin matikan, myungsoo? ”

Bletakasdfghjkl.

Aku berulang kali mengutuk kelemotan Jiyeon yang sama sekali tidak berkurang dan malah bertambah parah. Ya tuhan. Aku fikir dia terdiam karena tersanjung dengan kalimatku tapi ternyata karena dia memikirkan aku akan mati. Demi tuhan Park Jiyeon, siapa yang membuatmu menjadi seperti ini?!

Berulang kali aku menghela nafas, berusaha sabar dengan kebodohannya. Ayo, Kim Myungsoo, kau seharusnya sudah terbiasa.

“ Tidak, Park Jiyeon. Aku masih akan hidup lebih lama. ”

Bisa kudengar dia malah menghela nafasnya. Jadi dia benar-benar memikirkan kalau aku akan mati?

“ Biasanya, orang berbicara seperti itu akan mati. Jadi aku takut kau mati… ”

Tiba-tiba seseorang menepuk bahuku, aku menoleh kebelakang dan menatap Sunggyu-hyung yang memberikan kode bahwa syuting akan dimulai lagi. aku hanya menghela nafas. Kenapa break-nya secepat ini?

“ Tidak. ” Kataku menahan diri agar tidak terdengar kesal, “ Aku akan syuting MV lagi. dan kurasa kau butuh istirahat. Otakmu agak konslet. ”

*****

Ini hari ketiga kami berada di Los Angeles hanya untuk syuting MV di Universal Studio di Los Angeles. Tadi malam, aku dan Jiyeon memutuskan untuk tidak jalan-jalan dulu karena aku rasa dia butuh istirahat agar otaknya kembali sedikit lurus dan itu membuatnya marah padaku semalam. Tapi benar kok. Otaknya agak konslet, membuat kesal saja.

MV kami yang baru ini berkonsep blockbuster sekelas transformers atau the amazing spiderman dan ku dengar kami artis korea pertama yang di perbolehkan syuting disini. Sebelumnya hanya artis sekelas lady gaga dan chris brown saja yang boleh. Sungjong dan woohyun-hyung bahkan mengganti model rambutnya dan Howon-hyung lebih memendekkan rambutnya. Sedangkan aku sama sekali tidak berminat untuk mengubah terlalu banyak.

Jiyeon bilang tadi, dia tidak ada jadwal hari ini. Hanya bertemu dengan penata rias dan beberapa artis yang disebutnya tadi. Aku juga tidak ingat siapa saja. Chris brown, Wiz Khalifa lalu siapa lagi aku lupa.

Setelah aku fikir-fikir, kalau kami ingin jalan-jalan di Las Vegas, kami harus pergi kemana? Las Vegas memang terkenal dengan kehidupan malamnya tapi dalam artian negatif. Aku tidak mungkin mengajak Jiyeon untuk bermain judi atau menonton Jubilee Events yang menampilkan penari dengan baju tradisional bulu-bulu. Kan tidak lucu.

Setelah bertanya dengan Guide kami selama disini, aku jadi tahu ada beberapa tempat yang bisa kami kunjungi. Tapi aku sedang mencari-cari waktu agar tidak bentrok dengan jadwal kami dan nanti malam aku akan mengajak Jiyeon jalan-jalan di Los Angeles dulu.

Sisi baiknya, ini U.S, tidak akan ada yang melihat kami. Mungkin ada, tapi pasti tidak banyak, kan?

Kalau di Los Angeles pasti banyak tempat yang bisa kami kunjungi. Aku sendiri juga bingung akan pergi kemana.

Aku memperhatikan kembali ke layar kecil yang menampilkan hasil syuting kami hari ini. Cukup memuaskan, member lain bahkan sudah bertepuk tangan setelah melihat hasilnya. Setelah mengucapkan terimakasih kepada para kru, kami semua masuk kedalam mobil dan kembali ke hotel karena hari ini sudah sore. Lokasi kami syuting sekarang tidak terlalu jauh dengan Hotel kami, jadi tidak akan memakan waktu yang lama untuk sampai ke Hotel.

“ Cie, senyum terus mentang-mentang Jiyeon juga di sini. ”

Aku menoleh kearah Sunggyu hyung yang menaik-naikkan alisnya untuk menggodaku sambil mensejajarkan langkahnya dengaku. Kami baru saja turun dari mobil, “ Biasa aja hyung, jangan norak deh. ”

Sunggyu-hyung memajukan bibirnya, merasa dirinya masih berumur 17 tahun padahal tidak―aku bahkan tidak ingat berapa umur Sunggyu-hyung sangking tuanya―rasanya aku ingin melempar wajahnya dengan apa saja yang ada.

“ Kau emang senyum-senyum sendiri kok. ”

Kali ini Howon-hyung yang ikut-ikutan. Aku menggeleng, tidak mungkin. Aku masih cukup waras untuk tidak senyum-senyum sendiri. Kalaupun aku senyum, pasti ada yang lucu. Tidak mungkin tiba-tiba. Aku masih waras.

“ Jangan mengada-ngada hyung. Tidak lucu. ” Balasku.

Sunggyu-hyung menatapku serius dan menggeleng, “ Itu memang wajar untuk orang yang sedang jatuh cinta. Kau saja yang tidak tahu. ”

Aku menghela nafas, “ Hyung, aku tidak… ”

“ Semuanya, Kim Myungsoo kita sedang jatuh cinta!! ” Teriak Sunggyu-hyung saat kami masih berada di lobi hotel dan membuat seisi orang disana melihat kearah kami―oke, beruntung tidak terlalu ramai―Dasar Sunggyu norak. Dia selalu seperti ini. Membuat malu saja.

“ Jangan bicara padaku lagi, aku malu melihat hyung. ”

*****

Aku turun bersama Sungjong dan Sungyeol-hyung ke lantai bawah untuk makan malam. Member lain masih di kamarnya masing-masing, masih mandi atau tidur. Tadi Sungyeol-hyung terus saja merengek sambil mengetuk pintu kamarku dan Sungjong untuk mengajak kami makan malam. Karena aku tidak tahan mendengarnya, jadi aku turuti saja.

Setelah mengambil beberapa makanan yang terlihat wajar untuk dimakan―aku bukan orang yang berbakat dalam mencoba makanan dengan rasa aneh karena itu akan membuatku sakit perut―aku menyusul mereka berdua duduk di meja yang agak besar dan kira-kira muat untuk kami bertujuh. Restoran di Hotel ini cukup ramai juga, mungkin makanannya enak. Bisa jadikan?

Tiba-tiba ponsel disaku celanaku bergetar saat aku baru saja mengangkat garpu dan sendokku. Sial, siapa sih yang menel….oh, Jiyeon.

“ Ya? ” Tanyaku.

“ Hai, kau sedang apa? ”

Aku tersenyum kecil dan meletakkan sendok dan garpu yang aku pegang dengan sebelah tangan, “ Baru ingin makan. Kau sudah makan? ”

Dia bergumam pelan lalu menghela nafas, “ Belum. Hari ini orang itu mengajak kami makan malam, dani juga ikut. Jadi aku akan pergi sekarang. ”

Jadi dia akan pergi? Tunggu. Berarti aku tidak bisa mengajaknya jalan-jalan begitu?

“ Lama? ”

“ Apa? ” Tanya bingung kemudian bergumam sendiri, “ Ya lama. Mereka ingin mengobrol entah tentang apa. Paling jam 11 atau 12 malam baru kami pulang. Kenapa? ”

Aku mendesah kecewa. Gagal rencanaku untuk mengajaknya jalan-jalan ke Universal Studio atau ke tempat lain yang aku cari tau sejak kemarin. Ck, bagaimana ini..

“ Padahal rencanaku akan mengajakmu keluar malam ini… ”

“ Yah, ” Desahnya, kecewa, “ Bagaimana ini? ”

aku diam sebentar, mencari ide di otakku. Ah, kalau aku tidak salah, besok kami tidak ada jadwal..

“ Besok kau ada acara? ”

“ Besok aku ke Las Vegas siangnya… ”

“ Yasudah, pagi-pagi sekali aku jemput kau. Kita jalan-jalan, oke? ”

Jiyeon’s Side

Aku menatap pantulan diriku dicermin, tidak ada yang spesial. Baju kaus dan celana jeans pendek lengkap dengan jaket, aku bahkan tidak memakai make up sekarang. Hanya bedak tipis dan pelembab bibir.

Rasanya aku masih sangat kesal karena kami tidak jadi pergi tadi malam. Huh acara makan malam itu mengganggu sekali. Kalau kami jalan-jalan hari ini, waktunya pasti singkat karena aku akan pergi ke Las Vegas hari ini―Myungsoo bilang dia akan ke Las Vegas juga besok―sekitar jam 2 mungkin.

Kami sudah memutuskan untuk pergi ke Pantai Venice pagi ini karena lumayan dekat dengan hotelku dan Myungsoo bilang dia akan menjemputku sebelum jam 5 pagi. Tapi ini sudah lewat jam 5 pagi, dia itu suka sekali terlambat.

Besok tanggal 26 Mei. Tidak terasa, besok kami sudah anniv satu tahun. Aku tersenyum sendiri, mengingat kembali pertengkaran kami yang selalu saja tidak jelas. Dan ini menyadarkanku bahwa kami sudah banyak kemajuan. Bisa aku bilang, kalau kami sudah benar-benar seperti orang pacaran yang lain. Yah, mungkin.

Tapi sampai sekarang dia masih belum memberi tanda-tanda bahwa dia ingat. Ck, aku jadi curiga dia lupa. Tapi aku juga tidak mungkin kan mengatakan padanya, “ Hey, myungsoo, besok kita anniv loh.” Dengan tampang bodoh. Tidak lucu.

“ Yah, kau mau pergi kemana pagi-pagi begini? ” Tanya Hyomin eonnie yang tidak berhenti menekan-nekan remote tv sejak tadi.

“ Jalan-jalan ke pantai venice. ” Jawabku tanpa menoleh.

“ Aku boleh ikut tidak? ”

Aku membalikkan tubuhku dan menatapnya dengan tatapan aneh, “ Tidak boleh. Eonnie menganggu saja. Makanya cepat cari pacar. ”

Hyomin eonnie mendengus, “ Aku mau saja sih cari pacar. Tapi kau tau sendiri perusahaan kita bagaimana. ”

Aku bergumam kemudian tiba-tiba ponselku bergetar, cepat-cepat aku mengambilnya dan membukanya. Ada pesan dari Myungsoo.

“ Aku di bawah. ”

Aku tersenyum senang lalu menatap kembali pantulan diriku dicermin, tidak buruk. Aku mengambil kacamata hitam yang biasa aku pakai dan berlari keluar kamar, “ Aku pergi, eon. ”

“ Yaya! Jangan balik lagi kalau bisa. ”

Aku terkekeh sebelum akhirnya menutup pintu kamar dan berlari kecil menyusuri lorong hotel yang sunyi menuju pintu lift. Untung saja pintu lift langsung terbuka dan ada seorang laki-laki bule didalamnya. Ya ampun. Dia ganteng banget sih, aku berkali-kali meliriknya―jujur yah, dia lebih tampan dari pada myungsoo―sayang sekali aku tidak terlalu lancar dengan bahasa inggris, kalau saja aku bisa bisa bahasa inggris….

Pintu lift pun terbuka dan bule tadi berjalan mendahuluiku lalu berbelok ke kiri. Aku hanya berjalan pelan dan menatap punggung laki-laki itu dengan takjub. Astaga. Dia benar-benar keren.

“ Jangan ngences gitu ah. Aku lebih tampan tau. ”

Aku tersentak kaget dan menoleh kebelakangku. Myungsoo sudah berdiri tak jauh dariku dan melipat tangannya. Aku terkekeh pelan, “ Abis dia keren banget sih. ”

Dia mendengus lalu memajukan bibirnya, “ Aku lebih keren. ”

“ Jangan mimpi. ”

“ Jadi dia lebih tampan? ”

“ Iya. Kenapa? ”

Myungsoo hanya mendengus dan berjalan meninggalkanku. Biarkan saja dia marah. Biar dia tau rasanya. Aku mengikutinya dan berjalan disebelahnya. Kata manager eonnie tadi, jarak antara hotel kami dan pantai venice tidak terlalu jauh malah kami bisa sampai dengan hanya berjalan kaki dalam waktu setengah jam.

Sesekali aku melirik Myungsoo, dia masih saja diam, tidak memulai kalimat apapun. Karena tidak tahan, akhirnya aku saja yang bertanya duluan.

“ Kenapa kau diam saja? ” Tanyaku.

“ Tidak. ”

“ Yaya, kau lebih tampan dari pada orang tadi. ”

Tiba-tiba Myungsoo menundukkan kepalanya dan mendekatkan mukanya padaku, membuatku refleks mundur lagi. Kalau aku malah melanjutkan langkahku, bisa-bisa…entah apa yang akan terjadi.

“ Jangan suka berhenti mendadak seperti ini! ” Bentakku.

Dia tersenyum. Astaga, dengan jarak seperti ini aku bisa melihat wajahnya dengan detail. Dia memang tampan sekali. pipiku, tolong pipiku jangan mulai lagi. Bisa-bisa dia melihat ini..

“ Benarkan? ”

Aku menggangguk dengan risih dan mendorong bahunya namun dia tetap saja tidak bergerak. “ Menjauh atau aku bilang kau jelek? ”

Dia tersenyum makin lebar lalu tiba-tiba dengan gerak cepat dan tanpa aku bisa mengelak sama sekali, dia makin mendekat dan menempelkan bibirnya dengan bibirku―hanya 3 detik, tapi rasanya aku ingin pingsan detik ini juga.

Ya tuhan!! Apa yang dia lakukan?!

Dia mengedipkan matanya padaku, “ Terserah saja. ” setelah mengatakan itu ia lanjut berjalan dan meninggalkanku yang masih belum bisa bergerak sama sekali.

Aku memang pernah melakukan adegan ciuman beberapa kali sebelum ini. tapi rasanya berbeda. Ini Kim Myungsoo. Kim Myungsoo yang menciumku dan ini yang pertama kalinya sejak setahun kurang satu hari!!! Dan rasanya seperti…entahlah, sulit dideskripskan, pipiku yang tadinya kedinginan karena hari masih terlalu pagi ini sudah berubah menjadi hangat. aku hanya menatap punggungnya nanar, dia berjalan sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celanannya―dia terlihat biasa saja seolah tidak ada yang terjadi padahal aku rasanya ingin sekarat sangking malunya.

Ku sentuh kedua pipiku dan memukulnya berkali-kali agar aku sadar lalu berlari menyusulnya, “ APA YANG KAU LAKUKAN KIM MYUNGSOO?! ”

Myungsoo’s Side

Kami berjalan menyusuri pagar yang membatasi antara pantai dan jalan raya. Pantai ini sudah belum terlalu ramai karena sekarang masih terlalu pagi. Kami berbelok ke kanan dan masuk kedalam area pantai. Jiyeon masih diam saja. Sepertinya dia masih marah karena aku cium mendadak tadi. Aku juga tidak tahu apa yang sedang ada difikiranku tadi, aku melakukan itu refleks saja. Tapi tidak masalahkan? Kenapa dia marah? Dasar aneh.

Jiyeon berlari kecil menuju tepi pantai sambil merentangkan tangannya seperti anak kecil yang baru pertama kali pergi ke pantai―atau mungkin dia memang baru pertama kali ke pantai―aku berjalan pelan dan berdiri disampingnya sambil menatap air laut yang biru. Benar-benar indah sekali walaupun udaranya cukup dingin.

Kami memang sengaja pergi kesini pagi-pagi sekali untuk melihat matahari terbit dan pemandangannya lumayan juga walaupun aku lebih ingin melihat matahari terbenam. Pasti lebih indah.

“ Kau tidak kedinginan? ” Tanyaku.

Dia bergumam lalu menoleh, “ Sedikit. ”

Aku ikut bergumam sedangkan dia menatapku dengan dahi berkerut lalu mendengus.

“ Aku fikir kau ingin melakukan apa sesuatu agar aku tidak kedinginan. ” Gumamnya sambil melipat kedua tangannya.

Aku tertawa lepas. Dia itu kenapa sejujur itu sih.

“ Makanya jangan terlalu sering nonton drama korea. ” Balasku.

Dia berdecak dan menatapku kesal, “ Iya, besok aku tidak akan nonton lagi. ”

Aku tertawa lagi sedangkan Jiyeon kembali menatap kearah matahari yang baru terbit sambil melipat kedua tangannya, mungkin dia memang benar-benar kedinginan. Aku menggeser badanku untuk berdiri dibelakangnya dan melingkarkan tanganku di pinggangnya.

Jiyeon memiringkan kepalanya, menatapku bingung, “ Kau… ”

“ Kau bilang kedinginan, jadi aku berusaha menguranginya. Apa aku salah? ”

Dia kembali menatap kedepan dan menunduk, “ Tidak. ”

Cukup lama kami seperti ini tanpa berbicara hingga matahari benar-benar naik dan rasa hangat matahari sudah mulai terasa dikulitku namun aku masih tidak melepaskan pelukanku, jiyeon sendiri juga tidak memintanya. Posisi seperti ini terlalu nyaman untuk aku akhiri sekarang.

“ Myungsoo, ayo kita makan.. ”

Aku bergumam, “ Kau ingin makan dimana? ”

Dia mengangkat bahunya. Aku melirik ke kiri dan kanan, mencari restoran yang mungkin sudah buka. Biasanya pasti ada restoran untuk sarapan yang sudah buka.

“ Itu ada restoran disebrang jalan, ayo kesana. Kau yang traktir, oke? ” Kata Jiyeon sambil menunjuk sebuah restoran atau lebih tepatnya café di sebrang jalan yang baru saja buka.

“ Dasar suka gratisan. Yasudah, tapi lain kali kau yang harus meneraktirku. ” Balasku.

Dia terkekeh lalu menunduk, menatap tanganku yang masih melingkar di pinggangnya, “ Lepas. Bagaimana aku bisa jalan kalau begini? ”

Sekarang giliranku yang tertawa, “ Jalan saja dengan posisi begini. ”

Dia menarik kedua tanganku agar menjauh darinya dengan sekuat tenaga sambil beberapa kali mencubit kulitku dengan kukunya dan membuatku sedikit kesakitan. Dia ini bagaimana sih, tadi dia yang minta dipeluk.

Karena aku kasihan melihat usahanya untuk melepaskan diri, akupun berhenti memeluknya dan menarik tangannya untuk mengikutiku kedalam café itu.

Suasana café ini cukup santai. Hanya ada seorang bapak-bapak tua yang duduk di pojok ruangan dengan secangkir kopi. Aku memlih tempat duduk dengan 2 kursi yang berhadapan tepat disebelah jendela. Lalu seorang pria bule datang dan memberikan kami buku menu.

“ Kau mau makan apa? ”

Jiyeon mengerucutkan bibirnya sambil melihat isi menu, “ Pancake coklat dan orange juice saja. ”

Aku menutup buku menuku dan memberikannya pada pria bule tadi, “ 2 Pancake with chocolate sauce and 2 orange juice, please. ”

Pelayan itu mencatatnya pada buku menu, “ Okay, wait a minute, sir. ”

Jiyeon’s Side

Aku menatap keluar jendela café, pantai venice sudah mulai ramai karena hari ini adalah hari sabtu. Myungsoo sedang pergi ke kasir untuk membayar makanan kami tadi. Dia aneh sekali hari ini. pertama dia menciumku, lalu dia memelukku dengan alasan agar aku tidak kedinginan―bahkan tidak ada dalam fikiranku tadi kalau dia benar-benar akan memelukku―dan kami bergandengan tangan untuk pergi kesini. Benar-benar seperti pasangan romantis.

Apa karena dia ingat besok tanggal 26?

Haha. Mungkin saja. Jadi dia memperlakukanku sedikit special. Sayang sekali rasanya aku harus pergi untuk Palms Pool Memorial Day Weekend in Las Vegas bersama Chris Brown besok. Myungsoo juga baru akan pergi ke Las Vegas besok.

“ Sekarang kita mau kemana? ”

Aku tersentak lalu menoleh kekanan dan menatap Myungsoo yang sudah berdiri disamping meja, “ Kita kepantai lagi, yuk? ”

Dia mengangkat bahu, “ Yasudah. ”

Aku berdiri dan menarik tangannya keluar. Biar sajalah, sekali-sekali aku yang menariknya kan tidak masalah. Kami berjalan menyebrangi jalanan yang tidak terlalu ramai dan kembali masuk kedalam gerbang pantai yang terbuka lebar.

Kami berjalan pelan menyusuri tepi pantai padahal tidak tahu tujuan kami kemana. Banyak orang-orang yang hanya memakai bikini dan berjemur di tepi pantai karena matahari sudah lumayan hangat.

Aku menoleh menatap myungsoo yang sejak tadi diam saja. Dia sibuk menatap kearah kanan, jadi karena penasaran aku ikut menoleh menatap kearah yang dilihatnya. Ah, jadi dia melihat bule-bule yang berjemur itu. Dasar laki-laki. Selalu saja begini kalau melihat pemandangan bagus sedikit saja. Myungsoo bodoh!! Menyebalkan!!

Aku berhenti melangkah dan berjinjit sedikit untuk menarik wajahnya kearahku, dia agak kaget dan menatapku tanpa berkedip. Aku menyipitkan mataku, tidak suka.

“ Jangan lihat kesana, cukup lihat aku saja, bodoh. ”

*****

Akhirnya selesai-_- maaf ya kalau gaje atau gak nyambung. Aku belum sempat baca ulang sih sebenarnya tapi pengen cepet-cepet ngepost. Buat masalah suzy sama myungsoo, itu dibahas besok. Chapter 6 ngebahas mereka di L.A terus chapter 7 ngebahas di Las vegas. Oh ya, maaf juga kalau misalnya ada yang gak benar atau kesalahan informasi tentang kegiatan mereka. Abis itu juga kan disesuaikan sama kebutuhan ff, aku cumin berusaha menyesuaikan aja hehe. Thanks for reading^^

55 thoughts on “Behind The Scene Of Myungyeon (Chapter 6)

  1. hahahaha…
    ternyata myungsoo punya sifat kaya gtu juga ya,
    ah, udah ada kemajuan nih, kiss sama back hug., senangnya..
    ke chap selanjutnya dulu..
    *keep writing and fighting*

  2. Wuaaahhhh daebak jinjja
    Mau di kasih berapa jempol author-nim 1000yahhh
    Ceritanya dari alur hingga konflik2 kecil antar kedua manusia itu ( myungsooo n jiyeon) jadi buat senyum2 sendiri baca nya
    Kirimkan aku otak itu wahai author-nim
    *memberi hormat dengan membungkuk 90 drajat

  3. Wihhh makin kesini myungsoo makin romantis aja nih, trus makin berani ya
    Secara udh setahun pacaran
    Tp myungsoo termasuk lamban juga sih
    Setelah setahun baru berani cium di bibir kkkk

Leave a reply to ....... Cancel reply