Behind The Scene Of Myungyeon (Chapter 5)

BTSOM

Title : Behind The Scene Of Myungyeon.

Main Cast :

  • Park Jiyeon
  • Kim Myungsoo

Genre : Romance, Humor

Type : Chaptered

Jiyeon’s Side

Setelah melambai untuk kesekian kalinya pada kamera yang meliput kami untuk acara Daily T-ara In Seoul, aku masuk kedalam mobil dan mengangkat telfon yang membuat ponselku bergetar sejak tadi tapi aku biarkan saja karena aku tidak mungkin mengangkatnya saat kami sedang direkam. Oh, ternyata si Myungsoo jelek.

“ Kau dimana sekarang? Masih di Osong? ”

“ Aku sudah di mobil sekarang, aku harus perform di tempat lain setelah ini. ”

Myungsoo hanya mendesah kecewa, mungkin. Kami baru saja perform untuk Music Bank in Osong dan Infinite juga ada disana. Tapi kami tidak bisa bertemu seperti biasanya. Jadwal T-ara memang sangat padat semenjak Jeon-won Diary keluar. Rasakan itu Myungsoo, sekarang kau tau rasanya saat kau sibuk dengan Man In Love kemarin, kan? Senang sekali rasanya bisa balas dendam.

“ Yasudah kalau begitu. ” Gumamnya, “ Nanti malam setelah perform, kau ada acara? ”

Aku mengerutkan dahiku, mencoba mengingat-ingat, “ Tidak. Kenapa? ”

“ Aku sedang ingin makan spaghetti. Ada restaurant yang baru buka, kata Woohyun hyung masih sepi. Nanti jam 11 aku jemput, oke? ”

Aku tersenyum sendiri, “ Oke. ”

Setelah itu ia bergumam dan mematikan telfonnya. Memang aneh sebenarnya karena kami selalu jalan-jalan pada tengah malam―aku bahkan berfikir kami seperti pasangan vampire yang mencari mangsa pada malam hari―tapi ya selagi itu sama Myungsoo tidak masalah kok.

Ngomong-ngomong Myungsoo, aku jadi ingat kadonya kemarin. Saat aku baru saja sampai di dorm setelah pulang dari Taiwan, aku langsung membukanya tanpa menyusun barang-barangku yang lain terlebih dahulu. Dan isinya membuatku terkejut. Ada buku berwarna hitam dengan tulisan L’s Bravo Viewtiful didalam tasnya dan ada juga kertas kecil bertuliskan “ Kau orang pertama yang memilikinya. ”

Dan itu membuatku benar-benar merasa sangat special untuknya. Oke, aku tahu ini berlebihan tapi aku kan juga perempuan biasa. Siapa sih yang tidak senang kalau jadi aku? Ya, kan?―aku juga masih ingat bagaimana muka iri-nya Ahreum saat tau aku orang pertama yang mendapatkan photo essay itu―jadi wajar saja aku merasa seperti itu.

Dan hal yang paling mengejutkan adalah halaman terakhirnya. Di halaman terakhir ada foto saat dia mencium pipiku untuk pertama kalinya saat kami baru saja merayakan ulang tahun ke-22nya. Dibawah foto itu, ada tulisan, “ Kau masih ingat ini? Bagus kan? Sayang aku hanya mencetaknya satu dibuku ini. Kkkk~ ”

Aku menatap cincin yang melingkar di jariku. Cincin yang waktu itu kami beli di Shilin. Memang harganya murah, paling aku pakai seminggu juga sudah berkarat tapi entah kenapa aku selalu senyum-senyum sendiri setiap melihatnya. Aku jadi ingat waktu dia memelukku dan bilang yah…pokoknya seperti itulah. Pipiku sudah mulai berulah lagi.

Kami turun dari mobil setelah sampai ke tempat terakhir kami akan perform, di MBC Korea-China K-Pop Concert 2013  dan kembali menyapa kamera yang mengikuti kami seharian ini untuk acara tv jepang, sehingga kami harus menggunakan bahasa jepang untuk berbicara. Aku tidak terlalu banyak bicara karena bahasaku masih kurang fasih. jadi aku hanya menyelip di samping Hyomin eonnie dan mengganggunya saat berbicara, dia tidak mungkin melemparku dengan sandal didepan kamera, kan? Setelah nama kami dipangil, kami berempat maju ke panggung untuk perform Jeon-won Diary.

*****

Setelah menunduk berulang kali, kami turun dari panggung dan berjalan menuju mobil. Eunjung eonnie yang berdiri di sebelahku berbicara untuk menutup Daily T-ara hari pertama ini, kemudian aku pun ikut melambai dan mengucapkan selamat malam lalu masuk ke dalam mobil untuk kembali di Dorm.

Sekarang sudah jam 8 malam dan jam 11 masih lama, aku masih sempat untuk tidur sebentar baru pergi setelah itu.

“ Eh ya, nanti malam jadi kan? ” Tanya Hyomin eonnie yang duduk dibelakang, aku menoleh dan menatapnya dengan dahi berkerut, “ Apa? ”

“ Kau tidak ingat? ”

Sekarang giliran Eunjung eonnie yang menatapku aneh, aku hanya menggeleng. Jadi apa? Aku tidak tahu.

“ Besok ulang tahun Taewoon oppa jadi acara ulang tahunnya nanti malam, kau ini bagaimana sih? ”

Aku menepuk jidatku. Kenapa aku bisa lupa? Aduh, bagaimana ini? Aku sudah terlanjur janji pada Taewoon-oppa. Tapi myungsoo bagaimana? Apa aku harus membatalkan janji dengan Myungsoo? Dia pasti marah. Bisa-bisa dia mencincangku habis-habisan.

Yah, tapi mau bagaimana lagi? aku sudah janji duluan dengan Taewoon-oppa. Lagipula, belakangan ini kami sering bertemu, aku jadi tidak enak kalau tidak hadir.

Cepat-cepat aku mengambil ponsel dan menghubungi Myungsoo.

“ Ya? ”

Aku menggigit bibirku, “ Yang nanti malam, dibatalin aja ya? ”

“ Kenapa? ”

Aku terdiam sejenak, berfikir apa aku harus mengatakan yang sejujurnya atau tidak, tapi akhirnya aku memilih jujur saja, “ Aku sudah terlanjur janji dengan Taewoon-oppa, besok dia ulang tahun jadi dia merayakannya nanti malam. Lain kali saja, ya? ”

Dia menghela nafas, “ Yasudah, aku pergi sendiri saja. ”

Aku menggigit bibirku―lagi―lalu menoleh kebelakang, meminta ide dari mereka semua. Ahreum yang duduk tepat dibelakangku berbisik, “ Ajak saja Myungsoo oppa biar dia tidak marah. ”

Apa Myungsoo mau? Aku rasa tidak. Tapi apa salahnya mencoba, kan?

“ Atau kau ikut aku saja? Mau ya? ”

“ Tidak usah, ” suaranya berbeda, aku berani taruhan dia sedang marah, “ Aku sibuk, bye. ”

Setelah itu ia memutuskan sambungannya sepihak. Astaga, kenapa aku jadi pelupa begini? Dia pasti marah. Aduh. Bagaimana ini?

Myungsoo’s Side

Sial.

Jadi dia lebih mementingkan ulang tahun si Taewoon-oppanya itu dari pada pergi denganku? Yang benar saja? Dia mengajakku untuk ikut pula. Astaga Jiyeon, kenapa kau sebodoh itu? Apa perlu aku membagi sedikit kepintaranku untuknya?

“ Kau kenapa sih? ”

Aku mengangkat kepalaku dan menatap Woohyun-hyung yang berdiri didepanku. Ia mengerutkan dahinya. Aku hanya menggeleng tidak berminat. Tiba-tiba ponselku yang aku letakkan diatas meja bergetar lagi. Aku meliriknya tidak berminat.

“ Jiyeon nelfon tuh. ” Kata Woohyun-hyung lagi.

Aku hanya mendengus dan berdiri mengambil botol minuman yang ada diatas meja rias. Biarkan saja dia menelfon. Aku sedang malas berbicara dengannya. Biar saja dia bicara pada Taewoon itu.

“ Aku angkat, ya? ”

Aku menoleh cepat, “ Jangan. ”

Woohyun-hyung hanya bergumam seolah bilang yasudah lalu pergi mendekati member lain. Aku mendengus lagi lalu meminum air mineral yang disediakan oleh Music Bank tadi hingga kosong. Kesal dengan Jiyeon membuatku haus mendadak.

Ponselku yang tadinya sudah berhenti bergetar kembali bergetar lagi. dia menelfonku lagi? mengganggu saja.

Cepat-cepat aku mengambil ponsel itu dan mengangkat telfonnya.

“ Apa lagi sih?! ” Bentakku.

“ Oppa? ”

Bukan Jiyeon. Aku menjauhkan ponsel dari telingaku dan melihat siapa penelfonnya. Naeun. Sial, aku sedang tidak ingin terlibat dengan fans-fans yang ingin mendekatiku.

“ Oh, maaf. Aku kira orang lain. Ada apa? ” Tanyaku langsung.

Dia terkekeh, padahal tidak ada yang lucu, “ Tidak. Oppa sedang sibuk? ”

Aku hanya menggumam, “ Yeah, sangat sibuk malah. ”

Semoga dia mengerti kalau itu adalah isyarat agar dia tidak menelfonku lebih lama lagi. tapi sepertinya dia tidak mengerti.

“ Oh ya? Pantas saja oppa menolak ajakan WGM. ”

WGM? Aku mengerutkan dahiku bingung. Kapan aku menolak―oh ya, aku menolak WGM beberapa minggu yang lalu. Jadi dia pasangan WGM-ku? Untung saja aku menolak. Kemarin Manager hyung menawarkannya padaku, tapi tanpa tahu siapa orangnya, ya aku langsung menolak.

“ Ohya, kau benar. Jadwalku sudah penuh jadi aku menolaknya. ” Kataku asal.

Tidak mungkin kan aku bilang padanya, “ Aku tidak mau ikut WGM denganmu. Kau aneh. ”

“ Hem, sayang sekali. Padahal aku yang ngajak oppa. ”

Aku membuat tawa buatan yang bagus, semoga dia tahu kalau itu tawa buatan, “ Benarkah? Oh ya, aku sibuk. Lain kali saja ngobrolnya, oke? ”

Setelah mengatakan itu aku langsung memutuskan sambungan telfonnya tanpa menunggu kalimat apapun darinya. Oke. Aku memang agak kecewa karena ternyata bukan Jiyeon yang menelfonku lagi. dia pasti sibuk dengan acara ulang tahunnya dan blablabla. Membuatku semakin kesal saja.

“ Myungsoo, ayo pulang. Mau sampai kapan kau duduk disana? ”

*****

Kami semua baru saja tiba di Seoul Worldcup Stadium, tempat kami akan perform untuk Dream Concert nanti malam. Seperti biasanya, semua artis datang untuk melakukan rehearsal tapi aku tidak melihat Jiyeon dimanapun. Apa mereka tidak rehearsal? Masih sibuk dengan acara Taewoon itu ya?

Setelah mengganti pakaian kami dengan kostum panggung, kami berlari menuju panggung Dream Concert yang memang selalu besar sejak dulu dan menyanyikan beberapa lagu yang akan kami bawakan untuk perform nanti malam. Aku bahkan berusaha keras sejak tadi untuk tidak terlalu menunjukkan wajah kesal ku pada kru dan member lain, mencoba untuk bersikap sebiasa mungkin dan fokus pada lagu dan koreografi khusus yang kami diskusikan sebelumnya. Oke, aku pasti bisa. L infinite adalah orang yang professional, kan?

Setelah mengucapkan terimakasih pada seluruh kru, aku turun dari panggung dan berjalan bersama member lain menuju waiting room untuk di beri make-up karena sebentar lagi acara ini akan dimulai dengan berjalan di red carpet. Aku menoleh ke kiri-kanan, dan tepat disana aku melihat Jiyeon sedang berlari bersama anggota T-ara N4 lainnya. Dia menyadari aku yang tengah menatapnya, dia pun menoleh dan tersenyum lebar lalu melambaikan tangannya dengan penuh semangat. Awalnya aku ingin mengacuhkannya saja, biar dia tahu kalau aku sedang marah namun karena melihatnya tersenyum selebar itu, aku jadi tidak tega. Aku pun tersenyum tipis kemudian membalikkan tubuhku dan melangkah lebar-lebar. Aku masih kesal, Park Jiyeon.

Jiyeon’s Side.

Myungsoo pasti masih marah. Dia mengacuhkanku tadi pagi.

Andai aku tidak sedang diliput oleh Daily T-ara. Andai aku tidak perform di 3 tempat berbeda hari ini. aku pasti bisa berbicara dengannya―aku yakin Myungsoo pasti mendengarkanku dan tidak marah lagi―sekarang, untuk rehearsal-pun kami harus buru-buru.

Sebenarnya ada untungnya juga sih comeback kali ini, meskipun aku merasa sangat-sangat mengantuk dan lelah. Aku dan Myungsoo jadi sering bertemu walaupun tidak lama. Tapi dia sedang marah saat ini.

Tiba-tiba pintu waiting room kami terbuka dan seorang kru memberi isyarat pada kami untuk menuju panggung. Kami berempat ditambah Taewoon oppa berlari menuju belakang panggung, aku hanya berharap publik sudah menerima kami. Aku tidak ingin dream concert yang lalu terulang. Oke, aku tidak akan menangis karena itu. Tapi, jujur saja, aku sedih melihat muka Hyomin eonnie dan Eunjung eonnie yang berusaha menahan tangis. Kenapa ini semua terjadi pada kami?

Aku berdiri di barisan paling depan dan menunduk, berulang kali berdoa dan mencoba melupakan masalah Myungsoo untuk sementara. Aku harus tampil sebaik mungkin. Dan setelah musik dimulai, aku merasa lega. Lega karena aku bisa menyanyikan bagianku sebaik mungkin dan lega melihat respon fans yang tidak menolak kami.

Setelah perform kami usai terdengar teriakan para fans seperti biasanya, tidak ada penolakan dan ini membuat bebanku sedikit terangkat. Kami berjalan menuju belakang panggung setelah menunduk pada fans dan menunduk pada beberapa senior kami yang berlalu lalang dibelakang panggung. Setelah ini, aku berencana untuk mendobrak pintu waiting room infinite dan berbicara pada Myungsoo.

“ Ya! Park Jiyeon! ”

Aku menoleh kebelakang ketika mendengar suara familiar yang tiba-tiba memanggilku. Jinwoon oppa tersenyum lebar dan melambaikan tangannya padaku. Aku balas melambaikan tanganku dan tersenyum. Dia berjalan kearahku dan langsung memelukku. Aku tersentak kaget tapi aku tetap membalas pelukannya.

“ Aku merindukanmu, Jiyeon-yaa. Lama sekali rasanya kita tidak bertemu lagi. ”

Aku terkekeh dan menepuk bahunya berulang kali, “ Aku juga merindukanmu. Kau kemana saja, oppa? ”

Dia hanya menggeleng, tidak melepas pelukannya. “ Yah, biasalah. ”

Aku tertawa lagi dan tanpa sengaja menoleh ke kiri.

Oh, tidak.

Aku berharap aku bisa mati untuk kesialanku yang ini. Disana berdiri sosok Myungsoo yang gelap dengan pandangan yang siap menelanku hidup-hidup kalau saja dia melangkahkan kakinya 3 kali saja mendekatiku.

Cepat-cepat aku melepaskan pelukanku dan mendorong tubuh Jinwoon oppa. Jinwoon oppa menatapku bingung dan menoleh kearah yang sama denganku. Dia hanya mengerutkan dahinya bingung dan menatapku menunggu jawaban. Aku memang tidak memberitahukannya tentang hubunganku dengan Myungsoo, karena awalnya aku rasa itu tidak perlu.

Myungsoo membalikkan tubuhnya dan berjalan dengan langkah yang biasa saja. Oh, astaga. Apa salahku hari ini? kenapa aku bisa sesial ini? dia pasti makin marah padaku. Aku menatap punggung Myungsoo dan wajah Jinwoon oppa bergantian, bingung harus bicara dengan Jinwoon oppa dulu atau malah mengejar Myungsoo.

Aku meringis karena kebodohanku. Tentu saja aku harus mengejar Myungsoo.

Akhirnya, setelah keleletan otakku berakhir aku berlari mengejar Myungsoo yang tetap saja melangkah seperti biasa.

“ Ji.. ”

“ Myungsoo! ”

Aku mengabaikan panggilan Jinwoon oppa dan memanggil Myungsoo. Dia tidak menoleh. Aku menarik bajunya sekuat tenaga dan membuatnya tersentak kebelakang. Sial, aku merasa seperti berada di drama-drama korea. Aku merasa seperti wanita yang sedang ketahuan selingkuh, padahal aku kan tidak selingkuh. Oke, salahku juga sih kenapa malah memeluk Jinwoon oppa dan lupa dengan acara ulang tahun Taewoon oppa. Tapi aku kan tidak tahu kalau masalahnya akan seribet ini.

Dia menoleh kebelakang. Aku mengigit bibirku, tatapan matanya benar-benar membuatku ingin kabur detik ini juga. Tapi tidak, aku tidak mungkin kabur begitu saja tanpa menyelesaikan apapun.

Aku melirik Jinwoon oppa yang masih berdiri menatap kami dari jauh dan kembali menatap Myungsoo yang menungguku mengucapkan sesuatu. Aku bingung. Aku harus bilang apa?

“ Myungsoo, kau marah padaku, ya? ” Tanyaku pelan. Tidak terfikir kalimat apapun selain itu, sungguh.

“ Menurutmu? ” Dia malah berbalik bertanya.

Aku mengigit bibirku lagi, “ Yah, tentu saja.. ”

Dia menyipitkan matanya lalu tertawa, “ Untuk apa? ”

Aku tersentak. Jadi dia tidak marah? Lalu kenapa dia malah menatapku seperti itu? Aku menggigit bibirku lagi. Aku kecewa, benar-benar kecewa. Aku kira dia akan cemburu tapi ternyata tidak. Dia biasa saja.

Ya tuhan, apa yang aku fikirkan? Mana mungkin Myungsoo mau capek-capek untuk cemburu. Itu mustahil.

“ Aku pergi dulu ya, ” Katanya datar, lalu membalikkan badannya dan meninggalkanku, “ Dasom-ya! ”

Aku menatap punggung Myungsoo refleks setelah mendengar nama itu disebutkan. Dia memanggil si gadis Cleopatra? Kau ini kenapa sih? Dasar Myungsoo aneh. Bodoh. Tolol. Jelek. Semuanya!!

Myungsoo mengangkat tangannya dan melambai pada Dasom yang menatapnya penuh cinta―aku mohon pada siapapun, tolong musnahkan wanita itu sekarang juga―myungsoo berlari kecil meninggalkanku yang benar-benar terperangah dengan keanehan yang Myungsoo ciptakan.

“ Pacarmu? ”

Aku menatap Jinwoon oppa yang sudah berdiri disampingku dengan pandangan kosong. Rasanya aku limbung. Aku benar-benar bingung dengan Myungsoo. Kenapa dia malah memanggil Dasom didepanku? Kenapa dia tidak marah? Kenapa dia..

Ya tuhan. Terlalu banyak pertanyaan yang membuatku ingin menendang muka siapapun saat ini.

Aku hanya mendengus, “ Bukan. Dia pacar Dasom. ”

*******

“ Kau kenapa sih? ” Tanya Hyomin eonnie yang duduk di sampingku.

Setelah mengatakan kalau Myungsoo itu pacar Dasom pada Jinwoon oppa, aku pergi meninggalkannya. Aku sudah tidak mood untuk bicara padanya lagi jadi aku memilih untuk masuk kedalam waiting room kami, menunggu saatnya akan tampil lagi untuk ending Dream Concert.

“ Myungsoo sialan. ” Gumamku.

Hyomin eonnie tertawa pendek, “ Dia kenapa lagi? ”

Aku mendesah. Apa aku harus menceritakan semuanya? Jujur saja, mengingat ulang semua yang dilakukan Myungsoo tadi membuatku ingin menjambak rambutnya yang modelnya begitu-begitu saja itu. Dasar tidak kreatif, warna rambut seperti itu terus, modelnya juga sama. Ih.

“ Dia jahat, eon. ” Rengekku tanpa sadar, “ Tadi dia malah menyapa Dasom dan meninggalkanku begitu saja. Pacarnya itu aku atau si Cleopatra sih? ”

Dahi Hyomin eonnie berkerut menatapku, aku hanya memajukan bibirku kesal. Ia melirik Eunjung eonnie, ahreum dan Taewoon oppa yang sedang tertawa bersama.

“ Dia masih marah tentang Taewoon oppa? ” Bisiknya.

Aku mendengus, “ Manaku tahu, ” Jawabku jujur, walaupun Hyomin eonnie bukanlah member paling bijak dalam memberi saran, tetap saja rasanya lebih enak bicara padanya daripada Eunjung eonnie yang ceplas-ceplos dalam menanggapi sesuatu, “ Tapi tadi dia melihatku memeluk Jinwoon oppa. ” Sambungku.

Hyomin eonnie tertawa lalu menggelengkan kepalanya seolah aku manusia paling bodoh. Jangan begitu, kalau dia mau menyalahkan orang, Myungsoo yang salah. Bukan aku.

“ Tentu saja, dia marah padamu. ”

Aku berdecak, “ Tidak, eonnie. ” Kataku setengah depresi, “ Dia yang mengatakan kalau dia tidak marah. Dia tidak mungkin cemburu padaku, kalau itu yang eonnie maksud. Tenaganya terlalu berharga untuk melakukan itu. ” Sambungku.

“ Kau memang bodoh, ” Kata Hyomin eonnie lambat-lambat, membuatku semakin kesal, “ Kalau kau bertanya sefrontal itu, mana mungkin dia mau mengaku. Dia pasti cemburu melihatmu dengan Jinwoon. Dia saja sudah marah mendengar kau lebih mementingkan ulang tahun Taewoon oppa dari pada menemaninya pergi. Ditambah lagi dengan adegan pelukan. Siapa yang tidak marah sih? ”

Aku terdiam, mencerna semua yang dikatakan Hyomin eonnie dengan otakku. Apa itu mungkin? Sebenarnya sih masuk akal. Tapi Myungsoo, setahuku dia bukan tipe yang suka cemburu. Dia tidak pernah cemburu padaku sebelumnya, sungguh. Atau aku yang tidak peka? Yaya, kami memang sama-sama tidak peka.

“ Tidak mungkin, eon. Dia bukan orang seperti itu. ”

“ Hey hey, sudah waktunya untuk ending. ”

Kami berdua menoleh kaget kearah pintu yang terbuka lebar. Manager kami sudah berdiri disana dan melambai. Aku menghela nafas, rasanya aku masih belum siap.

Hyomin eonnie memukul pundakku dan menarikku untuk berdiri. kami semua berlari kecil keluar, banyak artis yang juga baru keluar dari waiting roomnya.

Bunyi-bunyi petasan dan music lagu yang akan di nyanyikan beberapa artis menyambutku begitu baru saja melangkahkan kaki ke panggung yang terasa sempit karena banyak juga artis yang berkumpul. Kami berjalan bersama beberapa member SNSD dan juga Kara sampai ke ujung panggung. Aku melirik kekiri dan kanan, yang aku temukan hanya member Shinee dan EXO, kemana infinite? Aku mundur beberapa langkah, agak menjauh dari para wanita yang sedang berkasak-kusuk karena sudah lama tidak ngobrol bersama. Oh, Infinite ada disamping Shinee dan Myungsoo ada di belakang member lain. Aku menatapnya dari kejauhan, dia terlihat biasa saja. Myungsoo mengadahkan kepalanya, menatap langit yang dipenuhi dengan kembang api dengan tatapan takjub. Lalu dia kembali dengan wajah datarnya dan beberapa kali menepuk tangannya.

Tiba-tiba dia menoleh ke kiri, tepat menatap ku langsung. Kami berdua terdiam, dia tidak mengatakan apapun. Dia hanya menatapku seperti itu. Namun akhirnya dia menatap lurus kedepan lagi dan ikut ngobrol dengan member infinite lainnya. Sialan, dia benar-benar mengacuhkanku?

Aku jadi ingat kalimat Hyomin eonnie tadi, apa mungkin Myungsoo memang cemburu? Tapi aku kan hanya..

Ya, aku yang salah. Aku yang harus menyelesaikan ini.

Coba kalau itu semua dibalikkan padaku. Coba kalau Myungsoo yang menghadiri acara ulang tahun wanita lain dan membatalkan janjinya padaku. Coba kalau Myungsoo yang memeluk wanita lain didepanku. Aku pasti marah. Bagaimanapun, dia juga pasti marah.

“ Hey, kenapa kau diam saja? ”

Aku menoleh pada Sunny-eonnie yang tiba-tibamenarikku dan memelukku terlalu erat, dia beberapa kali menepuk punggungku walaupun dengan keadaan kami sama-sama melompat-lompat. Mungkin dia tahu kalau aku sedang memikirkan sesuatu.

Dia menarikku maju, mendekat dengan member lain dan artis-artis lainnya yang sedang mengobrol ataupun melompat bersama-sama. Aku hanya menanggapinya sesekali dan sesekali tertawa. Tiba-tiba beberapa member infinite lewat disampingku, membuatku menegang tiba-tiba. Hingga akhirnya Myungsoo lewat setelah Sungjong, reflek aku memegang jas belakangnya dan membuatnya berhenti sejenak.

“ Nanti jangan pulang langsung. ” Bisikku cepat lalu melepas genggamanku dan membalikkan badan untuk mengobrol dengan Hyomin eonnie dan lainnya.

Setelah melihat beberapa artis lain sudah mulai bergantian meninggalkan panggung, kami membungkuk pada fans dan berjalan menuju belakang panggung sambil melambai beberapa kali. Setelah ini aku harus berbicara pada Myungsoo.

*****

Tanpa mengganti kostum panggungku, aku berlari mencari pintu dengan tulisan Infinite. Semoga saja dia belum pulang. Setelah menemukan apa yang aku cari, aku mendobrak pintunya dan terdiam ditempat.

Mereka semua sedang tidak memakai baju. Refleks, aku menutup pintunya lagi tanpa berbicara apapun. Hari ini benar-benar sial! Aduh, mataku.. mataku sudah tidak suci lagi. Aku melihat Myungsoo tidak memakai baju..

Untungnya mereka masih pakai celana. Kalau tidak, mungkin aku bisa pingsan ditempat. Ah, atau lebih parah, aku jadi trauma dan malah berubah haluan menjadi menyukai sesama. Jangan sampai itu terjadi..

Terdengar tawa dari dalam ruangan. Sial!! Rasanya aku ingin membuka pintu ini lagi dan memukul kepala mereka satu-persatu. Aku malu sekali rasanya. Mau dimana aku letakkan mukaku yang cantik ini…

Tiba-tiba pintu yang ada dibelakangku terbuka. Refleks, aku berjengit menjauh. Myungsoo sudah keluar dari waiting room-nya―dengan memakai baju, tentunya―aku yakin sejuta persen dia sedang menahan tawanya. Dasar Myungsoo sialan, kenapa dia tertawa?!

“ Ada apa? ” Tanyanya.

Aku diam saja dan menarik tangannya. Aku harus mencari tempat yang bagus untuk kami berdua bicara.

“ Jangan menarikku. Kau lihat, banyak artis lain disini. ”

“ Biarkan saja, biar mereka tahu kalau kau itu pacarku dan tidak mengganggumu lagi. ”

Myungsoo’s Side.

“ Biarkan saja, biar mereka tahu kalau kau itu pacarku dan tidak mengganggumu lagi. ” Gumamnya sangat pelan, aku bahkan nyaris tidak dengar.

Apa? Aku tersenyum sendiri. Dia takut aku diganggu oleh wanita lain, begitu?

“ Kalau begitu, bukan seperti ini harusnya. ” Balasku.

Aku menghentikan langkahku secara tiba-tiba, membuatnya tertarik sedikit kebelakang. Dia membalikkan tubuhnya dan menatapku dengan tatapan bingung. Aku baru sadar kalau dia belum mengganti kostumnya ataupun menghapus make-upnya. Jadi dia langsung datang menemuiku tadi?

Aku menariknya pelan dan membuat kami sejajar lalu meletakkan lenganku diatas bahunya. Bisa aku rasakan tubuhnya yang menegang karena aku rangkul tiba-tiba. Dasar, sepertinya aku harus lebih sering lagi melakukan skinship dengannya. Dia masih menatapku dengan kebingungan. Mungkin dia berfikir kenapa aku berubah secepat ini. aku sendiri juga tidak tahu kenapa, mungkin karena ucapannya barusan.

Simple sekali, kan?

Hanya dengan mengucapkan kalimat seperti itu, perasaanku mulai membaik. Walaupun, yah, aku memang masih kesal. Bagaimana tidak? Siapa sih yang tidak marah kalau pacarnya berpelukkan dengan orang lain? Dia juga bilang aku juga merindukanmu, blablabla. Dia bahkan tidak pernah mengatakan itu padaku! Jadi wajarkan kalau aku marah? Dia memang keterlaluan 2 hari ini.

Akhirnya kamipun sampai di sebuah bangku di sudut ruangan yang sepi setelah berputar-putar mencari tempat di stadium yang sangat besar ini. kami berduapun duduk disana. Jiyeon diam saja. Dia tidak mulai mengatakan apapun.

“ Maaf.. ” Gumamnya.

Aku menoleh dan menatapnya dalam diam. Sejujurnya, tanpa aku harus menatap matanya pun aku sudah tau kalau dia tulus meminta maaf. Hanya saja, bagaimana yah.. rasanya tidak bisa.

“ Aku tahu, tidak apa-apa. ” Kataku.

Sekarang giliran dia yang menatapku lekat-lekat, “ Kau bohong. Pasti kau masih marah. ”

Aku hanya menghela nafas, bingung. Aku juga tidak tahu. Aku memang masih marah, tapi ah..

“ Yang penting jangan diulang lagi. ” Gumamku.

Dia mengulurkan jari kelingkingnya padaku, sedangkan aku hanya menatapnya aneh. Jiyeon makin menyodorkan jarinya padaku, “ Janji. ”

Aku tertawa pendek, lalu mengaitkan jari kelingkingku padanya. Jiyeon tersenyum, cantik sekali. aku menatap jari kami yang masih tertaut dan tanpa sengaja melihat jari manisnya. Ada cincin itu. Cincin yang kemarin kami beli di Taiwan. Jadi dia memakainya? Aku menarik tangannya dan memperhatikan jarinya.

“ Kau memakainya? ”

Dia mengangguk, “ Kenapa? ”

Aku menggeleng, “ Tidak. Ternyata barang-barang murah memang cocok untukmu. ”

Dia menatapku kesal lalu memukul bahuku, seperti kebiasaannya. Aku hanya tertawa melihat wajah kesalnya, “ Oh ya, bagaimana hadiahnya? ”

“ Sudah aku buang. ”

“ YA! ”

Jiyeon tertawa lepas. Membuatku tidak jadi kesal padanya. Aku tidak salah. Dia memang cantik, sangat cantik. Rasanya sudah sering aku memandangi wajahnya seperti ini tapi aku masih tetap tidak bosan. Aku suka semua tentangnya. Aku suka semua tentang Park Jiyeon.

“ Ya, kenapa kau menatapku seperti itu? ” Tanyanya tiba-tiba.

Aku menggeleng lagi, “ Tidak, aku hanya berfikir, kapan kau mau memanggilku oppa? ”

Jiyeon mengerutkan dahinya, “ Tidak akan pernah. ”

“ Kenapa? ”

Dia menghela nafas lalu menatap lurus kedepan. Dia sungguh membuatku tidak sabar. Aku ingin dia memanggilku oppa seperti yang dilakukan orang lain. Memangnya sulit?

“ Aku ingin berbeda dengan perempuan-perempuan itu. Aku ingin menjadi yang paling berbeda dimatamu. ”

Aku terhenyak. Dia ingin berbeda. Yatuhan, Park Jiyeon. Tanpa kau melakukan itupun kau sudah berbeda dimataku, apa kau tidak tahu? Tentu saja kau berbeda. Perasaanku padamu saja sudah membedakanmu dengan mereka semua. Dan juga, mereka mengejarku sedangkan kau tidak begitu―walaupun aku yakin, kau pasti juga menganggapku tampan sejak dulu.

“ Kau memang selalu berbeda dimataku, dasar bodoh. ”

Dia hanya tertawa lagi, “ Aku ingin menjadi semakin berbeda kalau begitu. ”

Aku mengacak-ngacakkan rambutnya yang sudah berantakan sejak tadi karena gemas. Tidak, bukan mengacak-ngacaknya. Aku memberantakkan rambutnya hingga menjadi kusut.

“ Ya! Kau ini! ” Katanya sambil mendorong tanganku untuk menjauh.

Aku hanya tertawa lagi dan memperhatikannya yang berusaha untuk menjatuhkan rambutnya yang sudah acak-acakkan kembali ketempat semula dengan muka ditekuk. Membuatku ingin sekali mencubit pipinya.

“ Oh ya, besok kami akan ke amerika. ” Katanya tiba-tiba.

Aku menoleh lagi dan menatapnya yang masih sibuk dengan rambutnya, “ Untuk apa? ”

“ Chris Brown ingin menemui kami. Katanya aku sangat cantik. Kami juga mungkin akan debut di amerika. ” Jawabnya.

Aku menggumam, “ Berarti Chris Brown itu buta. ”

Dia melirikku sinis, “ Kau yang buta. ”

Aku mendekatkan mukaku padanya dan membuka mataku lebar-lebar sambil pura-pura meneliti wajahnya, membuat kepalanya mundur dan menatapku dengan kesal, “ Matamu terlalu sipit untuk menyadari kalau aku ini cantik. ”

Aku memundurkan tubuhku, “ Oke, aku tidak mau mengantarmu pulang. Paling-paling member T-ara yang lain sudah pulang duluan. Jadi kau naik taksi saja. ”

Cepat-cepat dia merogoh saku yang ternyata ada dibajunya dan menatap ponselnya dengan panik. Lalu mendesah, “ Jangan begitu.. aku kan hanya bercanda.. ”

Aku bangkit dari kursi dan berjalan meninggalkannya, dalam hati tertawa dengan kebodohannya, “ Tidak, tidak, tidak. ”

Dia berjalan dibelakangku dan menarik-narik lenganku, “ Ayolah… ”

Aku memasang wajah berfikir, aku ingin menggodanya lagi. Jadi aku tersenyum dan menatapnya, sedangkan dia menatapku bingung. Aku menunjuk pipiku dan membungkuk, “ Cium? ”

“ Tidak akan! ” Teriaknya terlalu keras. Untung saja sudah sunyi.

Aku hanya mengangkat bahu dan berjalan lagi, sesekali meliriknya yang terlihat kebingungan. Dia pasti akan mengalah. Aku yakin. Aku tahu sifatnya.

Aku berjalan keluar dari gedung stadium yang sudah sunyi, hanya tinggal beberapa kru dan cleaning service yang berlalu lalang membersihkan sisa-sisa konser tadi. Sedangkan Jiyeon tetap terus mengikutiku hingga aku sampai di mobil manager hyung yang aku bawa tadi. Untung saja aku sempat meminjamnya. Tapi jiyeon masih saja diam, tidak menyetujui permintaanku. Hah, aku yakin dia tidak mungkin mau pulang dengan taksi.

“ Oke oke.. ”

Dia menggumam pelan. Aku tersenyum menang dan membungkuk lagi. Jiyeon menatapku dengan kesal dan diam sejenak. Berkali-kali aku menunjuk pipiku dengan jari tanganku, memberinya isyarat agar lebih cepat. Lalu dia mendekat hingga akhirnya aku merasa sesuatu yang lembut menempel pada pipiku selama 3 detik dan setelah itu orang yang baru saja mencium pipiku itu sudah hilang dalam satu kedipan mata. Aku tertawa keras, dia pasti langsung lari masuk kedalam mobil. Takut kalau aku melihat pipinya yang memerah itu, sama seperti saat aku mencium pipinya dua bulan yang lalu. Tapi dia sudah benar-benar sukses membuatku melupakan kekesalanku padanya tadi.

*****

Hai semua n.n maaf ya chapter ini lama selesainya, abis laptopku hang sih-_- dan maaf juga kalau part ini kurang memuaskan(padahal lama banget keluarnya) abis aku buatnya ngebut. Di baca ulang juga belum, jadi maaf kalau typo yang berserakan dan kosa kata yang aneh. Tapi setelah baca jangan lupa komen ya, bilang saran atau masukan buat aku juga gak papa, siapa tau bisa merubah ff dengan bahasa berantakan seperti ini. thanks^^

73 thoughts on “Behind The Scene Of Myungyeon (Chapter 5)

  1. DAEBAKKKKK!!!!
    sukaaaa!!! hahaha
    aigoo benar2 trouble day buat jiyeon… pertama taewoon oppa kemudian jinwoon oppa.. hahaha aihhh mana cleopatra juga masih nyelip diantara myungyeon….
    aku suka liat kekesalan dan panik jiyeon disini.. benar2 lucu dan bikin aku juga deg-degan… takut kalo benar masalah ini semakin meruncing..
    namun melihat myungsoo yang marah, kesal namun pura-pura cool, dan cuek jadi bikin was was!!! apa ia sungguh2 marah besar sama jiyeon? oh NO!!!
    tapi setelah insiden dobrakan pintu oleh jiyeon dan terlihat member infinite yg sedang buka baju ,, benar2 gokil dan aigooo.. jiyeon sumpah, pasti malu banget!!! dan dg emosi ingin berbicara pd myungsoo, jiyeon dg blak-blakan “ Biarkan saja, biar mereka tahu kalau kau itu pacarku dan tidak mengganggumu lagi. ”
    kyaaaaaaaaa!!!! sumpah lucu, manis, dan bikin gemassss liat pasangan ini hahaha..
    senang akhirnya kedua-nya baikan.. meski myungsoo dg evilnya menggoda jiyeon untuk mencium pipinya… ahh kapan kiss-eu nya yaaa hahahaha
    daebak thor!!!
    ditunggu kelanjutannya!!!!

    • Iya kasian banget sih jiyeon dapat bad day wkwk. Aku senang dengan orang ketiga haha, lagi pula kayaknya dasom cocok buat jadi orang ketiga.
      Myungsoo yang sok cool? Iya, soalnya kalau dia marahnya ceplas ceplos kan dia jadi gak keren lagi haha.
      Kissu ya? eum, gimana ya? Aku belum kepikiran buat itu wkwkwk. Tapi ditunggu aja deh^^

  2. Akhirnya ni part keluar juga tmbh seruuuu saeng jiyi lemot bgt sih masak gak nyadar kalau L marah pacar mana coba yg tidak marah melihat kekasihnya berpelukan dengan cowok laen lo dan lebih memilih pergi dgn orang lain

    Astaga baby Dino kepolosan nya kelewat batas tp lucu aja mereka
    myungsoo juga malah pura2 cuek dan menyapa si nenek sihir jadi saling marah kan dan saeng masak MyungYeon belum pernah ciuman sih malah jiyi udh beberapa kali ciuman dgn lawan main nya kapan2 buat mereka ciuman biar ada moment romantis mereka heheheeee dan satu lagi

    cara pacaran mereka kyk anak SD gak da yg mau mengalah tp seruuuuu heheheee
    Part selanjutnya jgn lama2 y

    Oh y saeng punya twiter FB / jejaring sosial laen nya gk minta donk

    • Hahaha gak tau tuh eon. Aku senang aja buat jiyeon jadi lemot lemot gitu *ditendang*
      Sebenarnya sih aku udah kepikiran buat adegan ciuman dichapter ini eon. Tapi aku paling gak bisa buat konflik /nangis dipojokan/ padahal rencananya aku pengen myungsoo nyium jiyeon waktu mereka kelahi tapi apa daya, aku paling gak bisa bikin konflik:(
      Jejaring sosial ya? Gak punya eon. Wkwkwk.

      • Aman aman eon(y)
        Iya seriusan.. Tapi aku mungkin bakalan ngebuat ff konflik kalau you should be mine selesai, eh tapi gak janji ding wkwk.
        Males buatnya eon hehehe-_-

  3. Karen Bgd Thor ini pas Bgd typo jg ok dtunggu next part nya ya…cpt ya Thor gag sabar deh heheee bgs Bgd kaya real gtu

  4. Ahhhhhhh ini romantis , seru banget aku baca ini seneng banget sambil senyum senyum kaya orang gilla
    Lanjut thor penasaran lanjutan nya yang lebih romantis lagi 🙂
    Jangan bosen bosen buat ff myungyeon hehehehe
    Aku akan selalu bembaca nya dan gak akan pernah bosan hehehe 😀

  5. uwaaaaaaa so sweet banget
    aduh uda addict ni ama ff ini
    baca chapter ini bikin ketawa-ketawa sendiri apalagi bagian terakhirnya
    seneng liat mereka berdua tapi mereka kerjaannya tengkaaaaarrr mulu
    kapan nih author kiss scenenya yang dibibir
    hehehehehehe
    xoxo

    • Hahaha aku suka sih ngeliat mereka tengkar mulu, lebih asyik aja wkwkwk.

      Haduuuh kiss scene ya? /mendadak pingsan/ kapan yah? Aku juga gak tau>< ditunggu aja yaa.

  6. cie cie cie
    yg dpat kiss dari jiyeon lngsung b’bunga-bunga !!!
    udh gx cemburu tuh ???
    kmrin’n jiyeon yg cemburu
    sekarang giliran
    hahahaha
    next

  7. Ffmu sukses membuat ku tertawa sendiri di kamar (smoga aja gak ada yg dengar,nanti dipikir ku gila lg tertawa sndr -_-“)
    aduh,mrk berdua itu umurnya udh brp sih,gaya pacaranya benar2 kaya anak kecil wkwkwk tapi ku suka so sweet bgt bacanya apalagi pas mrk lagi marah2an krn cemburu^^. Ditunggu lanjutannya,hwaiting!!

  8. Wahh…
    So sweet sekalii!!
    Aku paling suka yang bagian terakhir, kkk~ 😀
    ohya, author, aku mau kasih saran sedikit nih.. Kalo penggunaan kata ‘ah’ atau ‘ya’ pada nama seseorang itu ditentukan berdasarkan huruf akhirnya. Jadi kalau huruf akhirnya itu adalah huruf vokal seperti; hyem’i’, nah itu berarti menggunakan akhiran ‘ya’. Tapi kalau huruf terakhir namanya adalah huruf konsonan, seperti; Jiyeo’n’, itu menggunakan akhirang ‘ah’. Jadinya: ‘Hyemi-ya’, ‘Jiyeon-ah’

    maaf kalau kepanjangan *bow*, aku tunggu kelanjutannya yah.. Fighting!! 😀

    • Hahahaha ini makanya aku gak pernah atau jarang pake embel-embel di belakang nama, agak nembingungkan-_- tapi thanks ya sarannya, aku baru tau loh. Entar kalau ada yang salah lagi kamu bilang aja ya^^

      • Haha XD, okesip author! 😀
        seneng bisa berbagi, hehe…
        Ohya, ada yg ketinggalan. Akhiran ini juga berlaku untuk pronunciation/pengucapan. Jadi misalnya kayak ‘Suzy’, nah itu kan huruf belakangnya ‘y’, berarti konsonan kan? Tapi cara bacanya tetep aja ‘Suzi’, ne? Klo kyk gitu, tetap menggunakan akhiran ‘ya’. Jadinya, ‘Suzy-ya’ atau ‘Key-ya’. Key dalam bahasa korea ditulis ‘Ki’, pengucapannya pun adalah ‘Ki’.
        😀
        ehm, aku intro dulu boleh gak? Aku Jess/Jeska. 99 liner. 😀

      • Oke okee^^ aku juga baru mau nanya sama kamu lagi kemarin wkwkwk. Nanti kalau misalnya aku ada pakai akhiran pasti aku ubah(?)
        Hehe boleh, aku hee rin, 98 line. Nice to know you, jess^^

  9. i like it like it like it.. Neomu johaeeyo 🙂
    seriusan demi apa, sukaaa bangeeeet moment myungsoo disini..
    Sebenarnya ada beberapa scene yg bisa ditambah sih heheh tapi aku sukaaaa semuanya heheh..
    Lanjutannya ak sangaaat tunggu yaaa

  10. kyaaaa~~ akhirnya muncul juga XD
    sukaaaaaa banget ff ini thor… serius deh
    myungsoo mulai genit yah… minta cium-cium… hahahaha
    tapi bagus malah… banyakin aja sekalian (?) 😀
    tadinya udah khawatir mereka bakal marahan… tapi untung engga
    ga tau mau ngomong apa lagi… tapi ni ff keren bangeet, seriuuus >w<

  11. Aigooo~ akhirnya kambek <333

    Kasian si Jiyeon.. Abis taewoon ke jinwoon :)))
    Si Myungsoo ngikut :))) waks xD

    Yang terakhir <333 romantis '3'

    Ditunggu part selanjutnya thor ^^

  12. annyeong unn atou saeng,,,, #whatever
    aku readers baru
    gila! keren banget ni ff
    bener2 kayak kenyataan! #dan semoga sih emang iya
    ide dan gaya bahasamu bagus sekalee,, mengalir deras tanpa hambatan~~
    keep writing ya 🙂

    • Annyeong, selamat datang yaa^^ aku emang buatnya sesuai dengan jadwal mereka kok. Gaya bahasa? Aduh, aku malah awalnya gak pede dengan gaya bahasaku>< sip, thanks udah komen^^

  13. Akhr’nya baikan lagi tuhh MyungYeon couple…
    Jiyeon sering lola juga nihh mikir’nya… XD

    baca nihh FF sedikit ngobatin hati q yg lagi badmood ama L.Kim… -_-”

    d’tunggu next part’nya yahh thor… Yg cpet… 😉

  14. Hallo new reader disini… Hehehehe
    Aku ngebut loh baca ff ini, dan baru bisa komen di chapter ini, suka banget sama ceritanya… Ditunggu dengan sabar lanjutannya 😉

  15. dasar jiyi pabo…….
    untung langsung baikan ma L coba klo gak
    jangan ampe yyyyyyyyyyyyy
    part ini bnyk bgt sih org ke3 nya he
    nambah seru nih
    ngebut ah bacanya
    ngomong” q jd berasa baca novel nih
    daebak deh buat critanya….
    lanjut………………………

  16. Hahhaahah Deabak chingu ceritanya!!
    haha aku rasa imbang pertengakaran diantara mereka sampai saaat ini 😀
    semoga mereka bisa sling lebih percaya, memahami dan pesuli satu sama lain!
    Myungsoo juga udah berubah banyak menurutku, Jiyeon juga
    yah walaupun mereka sering bertengkar gara gara hal sepele tapi gag papalah, berantemkan juga salah satu bumbu dalam suatu hubungan tapi jangan keseringan juga ya hahaaa
    lanjut baca next chapnya ya ching 🙂

  17. hahaha, lucu bget liat mereka
    ada jinwoon juga lagi, langsung sneng pas myungsoo ketawa,
    oke ke chap selanjutnya dulu..
    *keep writing and fighting*

  18. Kali ini myungsoo cemburu 2 kali pertama sama taewoon trus sama jinwoon
    Myungsoo klo cemburu atw marah selalu menanggapi nya dgn cool
    Tp klo udh liat kelakuan jiyeon yg menggemaskan ilang deh marah nya
    Malah sempet2 nya modus minta cium lagi hahahahaa

Leave a reply to Djeany Cancel reply