You Should Be Mine (Chapter 2: The Second Meeting)

Ysbm copy

Title : You Should Be Mine

Main Cast :

  • Kim Myungsoo
  • Park Jiyeon

Genre : Adult Romance

Type : Chaptered

Kim Myungsoo’s Side

Aku menoleh kesamping, kearah jam weker yang sudah menunjukkan pukul 7 pagi namun aku masih terlalu malas untuk membuka selimutku dan bangkit dari tempat tidurku yang besar. Rasanya aku masih ingin bermalas-malasan dulu diatas tempat tidur atau tidak pergi ke kantor untuk hari ini saja. Aku masih ingin mengingat-ingat wajah gadis itu.

Park Jiyeon. She’s really gorgeous, totally perfect. Tatapan matanya yang tajam, hidung mancungnya yang manis dan bibirnya yang menggodaku dengan segelas wine yang membuatku benar-benar tidak tahan. Wajahnya sempurna. Tubuhnya yang seksi dan tinggi itu juga salah satu nilai tambahan untuknya. Dia benar-benar seperti dewi yang turun dari langit. Tidak salah dulunya pria-pria sampah diluar sana banyak yang mengejar-ngejarnya. Ya. Kami sudah 4 hari lalu bertemu namun aku tetap saja tidak bisa melupakannya begitu saja, jadi aku mencari tahu lebih dalam mengenai gadis cantik itu dan menurut informasi yang aku dapat, Park Jiyeon adalah player. Banyak pria yang bertekuk lutut karena kecantikannya dan bukan sembarang orang yang bisa menggandengnya sebagai pacar. Aku sudah melihat beberapa daftar nama korbannya dan mereka semua adalah orang-orang yang masuk dalam daftar yang terkenal.

Entahlah, aku sangat tertarik pada gadis ini.

Biasanya wanita-wanita itu akan mengejarku dengan sendirinya tanpa aku harus berusaha melakukan apapun, mereka meminta nomor ponselku dan memberondongku dengan pertanyaan apa kau ada waktu, kau sudah makan atau belum, apa kau sibuk dan sebagainya. Tapi tidak dengan Park Jiyeon. Jangankan bertanya apakah aku sudah makan atau belum, dia sama sekali tidak berusaha meminta nomor ponselku ataupun menghubunginya.

Dan aku?

Tentu saja aku tidak memintanya. Kalau aku memintanya, itu berarti aku sama saja dengan pria lain yang mencampakkan harga diri mereka demi mendapatkan gadis itu. Bukan, bukan karena aku pengecut. Aku ingin bermain-main dulu dengannya. Aku ingin menjatuhkan rekornya yang tidak pernah mengejar pria manapun. Aku ingin dia yang menjatuhkan harga dirinya untukku dan ini adalah ambisi baruku.

Malam sewaktu aku pertama kali bertemu dengannya, diacara ulang tahunnya itu benar-benar menarik. Kami saling menggoda, dan saling menjatuhkan satu sama lain, tapi sejauh ini skor kami masih sama. Aku masih ingat bagaimana tatapan liarnya saat melihatku membuka dua kancing kemejaku. Sial, dia benar-benar selalu membuatku berfikiran yang tidak-tidak apalagi jika aku mengingat tatapan matanya saat aku bertanya apakah dia akan membuka kancing bajunya didepanku. Tatapan mata itu benar-benar membuatku nyaris menarik kepalanya dan merasakan bibirnya yang sangat menggodaku sejak awal.

Tapi tidak. Aku tidak ingin mengalah sebelum berperang.

Sekarang, yang aku fikirkan adalah, bagaimana caranya aku bisa bertemu lagi dengan gadis itu kalau aku tidak punya nomor ponselnya? Padahal aku ingin bermain-main lagi.

Tiba-tiba getar ponsel yang berada dimeja disamping tempat tidurku menghancurkan semuanya, menghancurkan khayalanku tentang Park Jiyeon. Aku mengulurkan tanganku dan mengambil ponselku dengan malas-malasan.

“ Selamat pagi, pak. ” Sapa sekertarisku sekaligus sekaligus one night stand-ku, Son Naeun.

Aku hanya bergumam malas-malasan dan sepertinya dia mengerti. Maka ia melanjutkan kalimatnya tanpa aku suruh.

“ Hari ini kita akan ada 2 meeting penting dalam waktu yang bersamaan. ”

Aku berdecak, “ Bagaimana bisa? ”

“ Maafkan saya pak. Ini benar-benar mendadak. Saya… ”

Aku memotongnya langsung, malas mendengar ocehan yang tidak akan ada gunanya itu. Hancur sudah harapanku untuk tidur-tiduran hari ini, “ Siapa saja itu?”

“ Yang pertama dengan Freedom Coorporation dari Inggris pak. Mereka baru saja tiba kemarin dan ingin membahas soal kontrak kita dengan mereka. Lalu yang kedua dengan Park Coorporation dan beberapa perusahaan korea lainnya pak, mereka juga.. ”

Tunggu. Park Coorporation? Itu kan perusahaan Jiyeon? Oke, ini kesempatan emasku. Jangan sampai aku dengan bodoh menyia-nyiakannya. Masa bodoh dengan perusahaan inggris itu.

“ Siapa yang akan hadir dari Park Coorporation? ” Potongku cepat.

Naeun yang kaget dengan pertanyaanku, terdiam sejenak, “ Tuan Park Jung-soo akan kejepang hari ini. jadi kurasa yang menggantikannya adalah Park Jiyeon, anaknya. ”

“ Batalkan meeting dengan Freedom. Aku ingin kita menyelesaikan ini dengan Park terlebih dahulu.. ”

“ Tapi pak ini kesempatan emas kita untuk melakukan kerja sama dengan perusahaan… ”

“ Jangan membantah. ” Potongku cepat.

“ Baik pak. ”  Jawabnya takut-takut.

Aku hanya menggumam. Setelah dia mengucapkan selamat pagi sekali lagi ia memutuskan sambungan telfonnya. Aku tersenyum sendiri. Ini benar-benar kesempatam emas.

Aku menggeser selimutku dan bangkit dari tempat tidur. Semua rasa malas ku sudah hilang setelah mendengar nama gadis itu. Aku harus tampil semaksimal mungkin untuk menggodanya lagi.

*****

Aku melangkahkan kaki dengan penuh percaya diri melewati lorong menuju ruang meeting di sebuah hotel mewah yang telah dijanjikan. Sesekali aku melirik jam tangan Rolex yang melingkar di pergelangan tangan kiriku, mungkin aku terlalu cepat dari jadwal yang di janjikan. Tapi tak apalah. Yang penting aku sudah menyiapkan penampilan terbaikku hari ini.

Aku berdiri di depan sebuah pintu kayu oak coklat yang besar dengan sepasang ganggang emas untuk membukanya. Namun sebelum tanganku terulur untuk mendorong ganggang pintu itu, aku merapikan jas dan menunduk―memastikan semuaya sudah seperti yang aku harapkan.

Setelah merasa semuanya sudah sempurna, aku mendorong ganggang itu perlahan dan tanpa sengaja melihat gadis yang ada didalam fikiranku 4 hari berturut itu duduk di meja paling sudut dengan pakaian simpel―mini dress putih dan blazer hitam yang membentuk tubuhnya, membuatnya terlihat makin cantik hari ini.

Ah tidak.

Menurutku, dia sebenarnya cantik dengan menggunakan apapun. Dia terlihat serius dengan iPadnya hingga tidak sadar kalau aku sedang memperhatikannya. Aku tersenyum dan melangkahkan kakiku mendekatinya.

“ Park Jiyeon? ” Panggilku, pura-pura memastikan.

Ia tersentak kaget namun tetap menengadahkan kepalanya dengan anggun dan menatapku sambil tersenyum kecil. Aku balas tersenyum kemudian melirik kursi disebelahnya.

“ Oh, silahkan saja. ” Katanya mengerti.

Aku tersenyum lagi dan menarik kursi disebelahnya, dengan jarak sedekat ini aku dapat mencium bau parfum-nya yang manis. Andai aku bisa menciumnya lebih dekat. Ah, tenang saja. Aku hanya tinggal menunggu waktu saja, dia pasti jatuh kedalam pelukanku.

“ Kau terlihat serius sekali, sedang melihat apa? ” Tanyaku basa-basi.

Dia menaikkan sudut bibirnya dan melirikku, “ Bukan sesuatu yang terlalu penting sebenarnya. ”

Aku hanya bergumam. Tiba-tiba pintu yang tadinya tertutup rapat terbuka lebar. Beberapa perwakilan perusahaan lain sudah datang secara bersamaan. Kami berdua lalu berdiri dan berjabat tangan dengan mereka satu persatu. Aku menghela nafas kecewa dalam hati, padahal aku masih ingin mengobrol dengannya.

*****

Rapat telah usai sejak beberapa menit yang lalu. Setelah saling berjabat tangan, beberapa perwakilan perusahaan lain sudah pergi meninggalkan ruang rapat. Rapat kali ini benar-benar menarik. Ah, mungkin ini rapat ter-menyenangkan yang pernah aku lakukan. Dia memang tidak banyak berbicara, hanya diam saja dan memperhatikan. Tapi justru itu membuatku lebih tertarik, jadi aku sesekali bertanya tentang pendapatnya dan jawabannya juga tidak buruk. Untuk ukuran wanita seperti dia, wawasannya tentang perusahaan sudah sangat baik. Selain itu, beberapa kali tangan kami juga tidak sengaja beradu. Entah bagaimana caranya dan entah siapa yang memulainnya dahulu. Yang jelas, aku suka saat kulit kami beradu dan hal itu membuatku semakin tidak sabar melihatnya berada didalam pelukanku, terbaring dibawahku dan berteriak-teriak memohon padaku.

Oh, tidak Kim Myungsoo. Jangan mulai lagi.

Aku juga lihat beberapa perwakilan dari perusahaan lain―yang semuanya laki-laki. Hanya dia yang perempuan disini―sudah curi-curi pandang dengannya. Dia juga sudah menyadari itu tapi dia terlihat biasa saja, tidak terlalu menanggapinya.

“ Hey, bagaimana kalau kita makan siang di lantai bawah? Aku sangat lapar. ”

Sebuah suara yang aku kenal baik akhir-akhir ini membuatku menoleh. Mengalihkan pandanganku dari berkas-berkas yang aku susun sejak tadi―aku sengaja melama-lamakan gerakku agar bisa lebih lama duduk disampingnya―Gadis itu tersenyum ringan.

Aku pura-pura melirik jam tanganku, “ Sebenarnya aku masih ada jadwal peretemuan setelah ini, ” Kataku. Bisa kulihat senyumnya itu perlahan memudar, berganti dengan ia menggigit bibirnya seperti menahan diri untuk tidak meringis. Dia pasti sangat kecewa. Ha-ha. Apa kau merasa harga dirimu sudah jatuh, Park Jiyeon? Apa aku adalah orang pertama yang menolak ajakanmu? Tapi akhirnya aku memutuskan, “ Tapi jika itu denganmu, tentu saja aku tidak keberatan.”

Aku memang bodoh. Padahal itu adalah kesempatan bagus untuk menjatukan harga dirinya. Tapi aku juga tidak mau kehilangan kesempatan untuk makan bersamanya dan menatap wajahnya yang terlalu sempurna itu lebih lama.

“ Baguslah kalau begitu. ”

Dia tersenyum―mungkin terlalu senang karena aku menerima ajakannya―lalu berdiri dari duduknya dengan anggun sambil menenteng iPad dan tasnya. Aku ikut berdiri dan memberi isyarat untuk mengikutiku. Lalu kami berdua jalan beriringan, aku membukakan pintu untuknya sedangkan dia hanya tersenyum. Oke, ini kesempatan emas untuk mendekatinya lagi.

Kami berjalan menyusuri lorong hotel menuju  pintu lift. Aku bisa melihat beberapa orang yang kami lewati menatap kami dengan tatapan iri. Kenapa? Kami terlalu sempurna?

“ Tidak apa-apa kalau aku mengajakmu makan siang? ” Tanya Jiyeon tepat saat pintu lift terbuka.

Aku melangkahkan kakiku masuk kedalam lift bersamaan dengannya dan berdiri berdempetan tepat disampingnya, membuat lengan kami saling beradu. Bau parfumnya yang manis itupun kembali masuk kedalam hidungku. Sial.

“ Aku rasa tidak apa-apa jika itu untukmu. ” Jawabku santai.

Dia tersenyum kecil, aku meliriknya dari sudut mataku. apa kau tersanjung, kucing liarku yang manis? Itunya kalimat sederhana saja.

“ Kau menggodaku karena aku mengajakmu makan siang bersama, eh?”

Aku tertawa pendek untuk menutupi kekesalanku. Sial. Dia memang berbeda. Gombalan seperti itu mungkin sudah terlalu biasa untuk wanita sepertinya.

“ Tidak juga. Lagipula aku juga sedang lapar. ” Elakku.

Pintu lift terbuka lagi. Kami sudah sampai tepat didepan lobi hotel. Setelah itu kami berbelok kekanan, memasuki restoran hotel yang cukup ramai karena sekarang adalah jadwal makan siang. Aku bisa mendengar dia tertawa. Sepertinya dia tau aku mencoba mengelak. Damn. Dia terlalu tidak biasa.

Setelah memilih tempat duduk yang kosong, dia memanggil pelayan dan membacakan pesanannya tanpa membuka buku menu terlebih dahulu. Kemudian dia beralih menatapku, “ Kau ingin pesan apa? ” Tanyanya.

Aku menoleh kearahnya, “ Sama saja. ”

Dia bergumam, seperti mengatakan okay lalu mengatakannya pada pelayan wanita itu. Setelah mencatatnya, pelayan itu pergi meninggalkan kami berdua. Aku menatap wajahnya yang hanya menggunakan make-up tipis, tidak serumit kemarin tapi dia tetap cantik.

“ Aku tidak menyangka kau juga ikut mengurus perusahaan ayahmu. ” Kataku memulai topik pembicaraan.

Dia menoleh dan menatapku, “ Sebenarnya tidak sering. Hanya sekali-sekali jika Appa sedang diluar negri. ”

“ Oh, ya? Ayahmu sedang diluar negri? ” Tanyaku pura-pura tidak tahu. Aku sudah tahu kalau Park Jung-soo berada di Jepang. Tapi tak apalah.

Dia mengangguk dan tersenyum kecil, “ Appa sedang ada urusan di Jepang. ”

Aku hanya bergumam dengan jawabannya.

“ Myungsoo oppa? ”

Aku menoleh keasal suara dan mendapati Krystal Jung―salah satu mantan favorite-ku―tengah berdiri tak jauh dari mejaku. Aku tersenyum dan melambai, dia berjalan mendekat dan aku berdiri menyambutnya. Ia memelukku agaklama.

“ I miss you so much oppa, I even was going crazy because it.. ” Katanya.

Aku terkekeh dan melirik Jiyeon dengan ujung mataku. ia sedang membuang mukanya ke arah yang lain.

Oh oh.

Apa dia cemburu? Aku harus memanfaatkan ini dengan sebaik-baiknya kalau begitu.

“ I miss you too, baby.. ” Jawabku.

Park jiyeon terlihat menoleh dengan mata terbelalak lalu cepat-cepat membuang mukanya kearah tadi, mungkin dia takut aku melihatnya. Sayang sekali kalau begitu. Aku sudah melihatnya, sayang.

Krystal Jung menoleh dan menatap Jiyeon dengan pandangan menilai lalu tersenyum dan kembali menatapku, “ Your new girlfriend, eh? ”

Jiyeon menoleh kearahnya dengan wajah yang diusahakan untuk biasa saja. Aku tahu itu, kau tidak perlu pura-pura begitu.

Aku tersenyum kecil dan meliriknya lagi dengan ujung mataku, “ No, she’s my business partner. ”

Krystal hanya menggumam dan melirik meja yang diduduki oleh seorang pria tidak jauh dari kami lalu mendesah, “ Sorry darl. Looks like he’s waiting for me, see you. ”

Aku hanya tersenyum kecil dan kembali duduk di kursiku sedangkan Jiyeon hanya sibuk dengan ponselnya. Tak lama kemudian, pelayan tadi datang membawakan makanan yang kami pesan. Jiyeon menoleh kearahnya dan tersenyum kecil lalu beralih menatapku.

“ Your girlfriend? ” Tanyanya dengan nada yang biasa saja walaupun aku tahu dia kesal setengah mati.

Aku menggeleng, “ Nah, just one of my favorite ex. ” Jawabku sederhana.

Tapi aku yakin dengan jawaban sederhana itu membuatnya makin kesal setengah mati. Dia bahkan sudah tidak berminat lagi untuk memakan makanannya walaupun dia terlihat memaksakan diri untuk mengambil garpu dan pisau kecilnya.

“ Ouch, your favorite ex? ”

Aku mengangguk, lalu menatapnya, “ Kenapa? ”

Dia menggeleng lalu meminum juicenya, tidak menatapku sama sekali.  “ Nah. She looks quite pretty.”

Aku tertawa kecil. Dia memang cantik, tapi kau jauh lebih sempurna, Park Jiyeon. Rasanya aku sangat puas bisa melihat muka cemburunya seperti ini. dia terlihat sangat manis.

“ But she still not as pretty as you, Jiyeon. ” Gumamku.

Dia mengangkat kepalanya dari makanannya dan menatapku dengan dahi berkerut. “ What? ”

Aku menggeleng dan tersenyum kecil, “ Nope. ”

Dia hanya bergumam pelan dan melanjutkan makannya dalam diam. Sepertinya dia sibuk dengan pikirannya sendiri.

Entah kenapa aku merasa senang melihatnya cemburu denganku padahal dulunya aku paling risih jika wanita-wanita itu cemburu dengan kedekatakanku dengan wanita lain―ini alasan kenapa Krystal Jung itu salah satu mantan favorite ku, karena dia tidak perduli dengan kedekatanku dengan wanitalain―tapi aku merasa senang dengan kekesalan Jiyeon.

Apa aku merasa menang?

Bisa jadi.

Apa aku benar-benar jatuh cinta?

Yang ini tidak mungkin. Aku tidak pernah benar-benar jatuh cinta. Yang benar saja. Aku hanya berambisi untuk menjatuhkannya. Ya, seperti itu.

Secara tiba-tiba Jiyeon mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan, kulirik makanannya yang masih tinggal setengah.

“ Kau bilang tadi kau lapar? ” Tanyaku iseng.

Dia menoleh lalu mengigit bibirnya salah tingkah, “ Eung, aku baru ingat kalau aku sedang diet. ” Jawabnya asal.

Aku tertawa. Alasannya sangat lucu, menurutku. Untuk apa dia diet? Dia sama sekali tidak kelihatan bermasalah dengan bentuk tubuhnya. Kemudian seorang pelayan datang dan memberikan bon pembayarannya pada gadis itu. Jiyeon melihatnya sebentar lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya.

Ia menoleh kearahku lagi dan tersenyum kecil, “ Aku yang mengajakmu makan, jadi aku yang mentraktirmu kali ini. ”

Aku balas tersenyum kecil, secara tiba-tiba aku mendapatkan ide agar bisa bertemu lagi dengannya dan meminta nomor ponselnya tanpa harus menjatuhkan harga diriku secara langsung, “ Okay, next time aku yang akan mentraktirmu. ”

Dia mengerutkan dahinya bingung, “ Next time? ” Ulangnya.

Aku mengangguk, “ Akan aku hubungi kau jika aku punya waktu untuk mentraktirmu. ” jawabku berusaha semeyakinkan mungkin, “ Berapa nomor ponselmu? ”

*****

Hai hai hai haiiii. Ini dia maksud aku kemarin. Aku mau ngerubah karakter Jiyeon sama Myungsoo jadi sama-sama punya ego yang tinggi dan pesona masing-masing yang kuat(?) suka gak? Aku rasa ini debut baru Myungyeon sebagai karakter seksi(?) *pede banget* dan maaf kalau ada salah bahasa atau apa, kalian bisa bilang kok><

Oh ya, setelah ff ini bagusnya aku ngebuat you should be mine dulu atau lanjutin behind the scene aja? Buat behind the scene, aku bakal kasi bocoran yah, jeng jeng jeng jeng….BTSOM 6 bakalan khusus untuk Myungyeon di U.S karena infinite sama t-ara sama-sama lagi ada di U.S(atau lebih tepatnya di LA kalau gak salah)!!! Nah jadi tinggalkan pendapat kalian ya^^

143 thoughts on “You Should Be Mine (Chapter 2: The Second Meeting)

  1. woh makan siang ? Awal yg baik ! Yak myungsoo modusx buat minta no telpon pinter juga kekeke . Krystal mantan favorite ? Astaga ! Mantan aja ada favoritenya lho XD lanjot !

  2. masing-masing dari mereka memepertahankan ego yang besarcdan harga diri. emang aju baru baca ff myungyeon yang kayak gini.
    sejauh ini kayaknya myubg yabg menang deh..

  3. wah ini POV Myungsoo ya, sama-sama gengsi ternyata…harga dirinya mahal bener, hihihihi

    aku suka karakter mereka thorrr! 😀

    agak-agak deasa ya, tapi gpp. aku udah gede *plak*

    lanjut ya thor bacanya

  4. modus doang thu si myung.
    ngakak sndiri kalau mereka udah saling menggoda. trus menjunjung tinggi harga diri merka lgii.

    oh ya.. thor minta PW nya Part 5 dong…kirimin ke email aku ya…
    athy.quesst@gmail.com
    Gomawo Thor….

  5. aku suka banget ceritanya.wah karakternya beda dari yang pernah aku baca.
    one night stand itu apa sich ngk ngerti aku.
    bahasa inggris aku jelek banget,ngk ngerti.

  6. Wowoooo myungsoo crtny cmn main” nih sma jiyeon .. Awas lo tar jtuh cnta bneran .. Mreka sma ” jga harga diri . Gak mau menjatuhkan hrga diri . Pinter jga trik myungsoo buat dpetin no tlpn jiyeon .. Gomawo ne 🙂 . Fighting !!

  7. haha serius ini ngakak banget ngeliat kelakuan mereka bedua xD wkwkwk
    asli myung otaknya cemerlang banget ya dia pinter banget mikirin suatu modus secara spontan!!!! =)) wkwkwk

  8. wuuhhuuu…myungyeon bener2 daebaaakkkk…hehe…gak ada yg mau nglah…Aaaahhh ska bnget deh…karakter myungyeon dsni…mmmhhh…jd pnsaran siapa yg nglah duluan yaah…next…

  9. Wow wow myung oppa bisa bgt yaaa bikin org cemburu wkwk dasar emg namja penakluk yeoja .
    Kajja jiyi jangan mau kalah sm myung oppaa biar kalian sama sama berjuang cieelahh.

    Next chapp yaaa thorrr jengomal daebak dgn chap ini.

  10. suka bget sama ff ini.
    authornim, jincha daebbak.. !!!!
    pkoknya semuanya pas, menurut aku.,
    keren deh, pkok.nya, ga bisa berkata.kata lagi,
    pgen ke chap 3.nya,
    *keep writing and fighting*

  11. Maaf eonni bru RCL,,
    Suka bgt dg karakter myungyeoonn,,
    Beda dg yg lainya,,
    Sama* gengsii tpi sbenernya sling jtuh cinta,, kekeke

  12. hahay…
    keren juga cara myung minta nomer…
    haha…
    suka suka….ceritany bagus….

    d part 1 gk bisa coment…knp y???
    eror…

  13. Seru ya thor….
    keegoisan yang terjunjung tinggi.
    princess harap kedua’y akan melepas status playboy playgirl bila uda jatuh cinta

  14. wahhhhhhhhhh!!!!!!!!!!
    Seru ya thor….
    keegoisan yang terjunjung tinggi.
    princess harap kedua’y akan melepas status playboy playgirl bila uda jatuh cinta

  15. aku suka ko perubahan karakternya ini menantang ..
    kita gatau siapa yg menang ato.kalah ato malah mereka gada yg menang ato kalah 🙂

  16. Suka liat mereka yang bener bener mertahanin harga diri mereka. Ego nya sama” gede, jdi penasaran siapa yang akan jatuh lebih dalam ? Jiyeon or Myungsoo ? Aku udah gak sabar liat lanjutan ceritanya, daebak Author d (^,^)b

  17. seru.kayaknya mereka punya ego yg tinggi bgt nich.
    what one night stand,dasar myung mulai sekarang jgan gitu lagi.kamu cuma buat jiyeon ok.

Leave a reply to riri Cancel reply