Celebrity Wedding (Chapter 5: His Life)

celebrity wedding copy

Title : Celebrity Wedding

Main Cast :

Kim Myungsoo
Park Jiyeon

Genre : Marriage life, Romance, Humor

Type : Chaptered

Jiyeon’s Side

“ Sebenarnya kenapa kau tiba-tiba mengajakku ke kantor Myungsoo? Kalau kau hanya menyuruhku untuk menonton kisah cintamu yang janggal itu, lebih baik pilih Jieun yang merengek sejak tadi. ”

Hyomin unnie sudah mengatakan kalimat yang nyaris sama berpuluh-puluh kali dan tidak juga menyadari kebodohannya tersebut.

Ya. Aku belum mengakui ‘hubunganku’ yang sebenarnya pada Hyomin unnie. Dan ini adalah saat yang sangat tepat untuk jujur.

Tiga hari yang lalu, aku dan Myungsoo sudah memutuskan untuk membuat kontrak pernikahan palsu kami hari ini. dan syarat yang diajukan oleh pengacara terpercaya yang Myungsoo sewa adalah, kami masing-masing harus mempunyai minimal satu saksi. Setelah melalui pemikiran panjang dan perdebatan antara kami berdua, aku sudah memutuskan untuk menjadikan Hyomin unnie sebagai saksi.

Semoga saja pilihanku tidak salah.

“ Kita sudah sampai. ” Ucapku pendek, tanpa mengubris sedikitpun pertanyaannya.

Hyomin unnie mencodongkan badannya, menghadapku sambil melipat tangan. Ekspresinya terlihat tak ingin lagi dibantah.

“ Aku tidak akan turun, kecuali kau memberihatuku, Jiyeonnie. ”

“ Unnie akan tahu kalau ikut turun. ”

Iapun langsung membuka pintu mobil dan keluar. Aku tersenyum kecil. Sudah kuduga aku akan menang melawannya.

Setelah melihat makeupku dan merapikan baju yang aku gunakan, aku menyusul Hyomin unnie dan masuk kerumah Myungsoo. Fans ataupun paparazzi tidak tampak di depan pagar saat aku masuk tadi. Mungkin saja mereka sudah bosan dengan berita tentang Myungsoo. Aku jadi senang.

Tanpa mengetuk ataupun membunyikan bel, aku langsung masuk—tidak masalah, anggap saja ini balasan untuk Myungsoo walaupun ini belum seberapa—dan langsung melihat kerumunan karyawan didepan sebuah TV besar.

Oh, apa mereka dibebaskan untuk menonton saat bekerja?

Aku terus berjalan menuju tangga, tanpa menghiraukan karyawan Myungsoo yang sedang bolos. Memang apa urusanku dengan mereka?

Namun tepat saat aku akan menginjakkan kakiku ke tangga pertama, Hyomin unnie menarikku dengan brutal menuju kerumunan itu. Membuat mataku langsung jatuh tepat pada sebuah wajah yang sangat aku kenal sedang muncul di TV sambil sesekali mengelap wajahnya yang basah oleh air mata yang entah tulus atau hanya acting saja.

Son Naeun.

Dahiku langsung berkerut melihatnya, ia terisak sambil sesekali berusaha berbicara. Beberapa karyawan Myungsoo yang menyadari kehadiranku langsung menyingkir, membuatku makin jelas menatap TV tersebut.

“ Yang jelas aku hanya ingin minta pertanggung jawaban atas apa yang ia perbuat… ”

Suara gemuruh wartawan mengalahkan suara tangisan Naeun, “ Apa Kim Myungsoo yang melakukan ini? ” Tanya seorang wartawan akhirnya.

Aku langsung menahan nafas. merasa belum siap atas apa yang akan ia katakan. Bagaimana kalau memang Myungsoo pelakunya? Sejahat itukah aku merebut seorang pria yang akan memiliki anak?

“ Aku hanya ingin lelaki yang telah melakukan ini mengakui perbuatannya. Terimakasih. ”

Sial. Dasar wanita licik.

Dia pasti sengaja melakukan itu agar tetap terlihat seperti wanita suci padahal telah selingkuh dan hamil diluar nikah. Cih. Sampah.

“ Tenang saja, aku yakin bukan Myungsoo pelakunya. ” Bisik Hyomin unnie sambil kembali menarikku menuju tangga.

“ I know. ”

“ But you grumbled. ”

Oh, jadi tanpa sadar aku menujukkan kekesalanku? Bodoh sekali. aku bahkan tidak menyadarinya.

Setibanya kami diatas, Myungsoo,  Howon, pengacara kami dan juga Manager mereka telah berkumpul didepan TV—oh, ada seorang pria bertubuh kecil yang imut juga. Sepertinya aku pernah melihatnya di TV.

“ Oh, kau sudah datang? ” Tanya Manager Myungsoo yang pertama kali menyadari kehadiran kami.

Myungsoo langsung menoleh kearahku dengan tatapan yang tak bisa aku jelaskan. Aku hanya tersenyum bingung, sama dengan Hyomin unnie.

“ Kenalkan, ini Lee Sungjong. ”

Oh jadi ini dia Lee Sungjong. Pria yang juga akan ikut ke dalam konser Myungsoo. Aku sudah mengetahui nama dan ukuran tubuhnya namun baru saja melihat mukanya. Aku memang kurang update tentang artis dalam negeri.

Sambil tersenyum, aku menyambut tangannya. Lelaki imut itu tersenyum manis, wajahnya terlihat seperti anak-anak, “ Hai nuna. Aku sungjong. Kau pasti Park Jiyeon, kan? Pacar yang dibanggakan Myungsoo hyung itu. ”

Entah kenapa, aku langsung tertawa terbahak-bahak. Setelah itu terdengar suara mencicit dari lelaki itu. Rupanya Myungsoo telah menghadiahi kepalanya dengan bantal sofa yang besar itu.

“ Hyung! Kau ini kenapa sih? Kau sendiri yang menceritakannya padaku. ”

Aku semakin tertawa bersamaan dengan Hyomin unnie. Mungkin Hyomin unnie tertawa mendengar ucapan polos yang keluar dari laki-laki yang ntah idiot atau terlalu polos ini.

“ Kau sangat imut, ” Ucap Hyomin unnie lalu menyodorkan tangannya, “ Aku Hyomin. Park Hyomin. ”

Raut wajah Sungjong yang masih kesal berubah drastis, matanya langsung berbinar-binar melihan Hyomin Unnie. Ia membalas tangan Hyomin dengan menunduk 90 derajat. “ Senang bertemu Hyomin nuna. Aku memang disukai oleh nuna-nuna cantik seperti nuna ini! ”

Hyomin unnie kembali tertawa sedangkan Sungjong tersipu-sipu malu. Ya tuhan, apa Myungsoo telah merekruit seorang anak dibawah umur untuk menjadi drummernya?

“ YA! Lee Sungjong! Cepat kerjakan tugasmu! ” Teriak Myungsoo.

Sungjong kembali merengut, “ Ya, hyung. ” Setelah mengatakan itu ia langsung bergegas pergi.

Mataku langsung bertubrukan dengan Myungsoo, aku tersenyum kecil, “ Apa kau merekruit seorang anak dibawah umur? ”

Myungsoo berdecak, “ Dia sudah 23 tahun asal kau tahu. ”

Refleks aku dan Hyomin unnie berpandangan, tak percaya. Mungkin kami juga satu pikiran tentang meminta resep agar awet muda sepertinya. Walaupun mukaku masih belum ada kerutan ataupun tanda-tanda penuaan, resep seperti itu tetap saja dibutuhkan. Mencegah lebih baik daripada mengobati, kalau kata orang.

“ Hyomin-ssi, apa kau sudah mengetahui apa tujuan kalian kesini? ”

Hyomin unnie langsung menggeleng. Manager myungsoo itu menatapku dengan kesal, membuatku meringis. Mungkin ia kesal karena aku belum juga menceritakannya hingga membuatnya susah payah harus menjelaskan. Manager Myungsoo itu masih saja kaku dan galak. Apa memang sifatnya begitu? Kenapa mereka betah-betah saja? Padahal manager artis yang lebih ramah dan menyenangkan masih banyak diluar sana.

Mungkin aku bisa bertanya lain kali. Saat orangnya tidak ada.

“ YA! PARK JIYEON! KENAPA KAU TIDAK CERITA PADAKU, HAH?! ”

Aku tersentak mendengar semburan dari Hyomin unnie yang menatapku sebal. Ternyata tanpa sadar aku mengkhayal, memikirkan apa alasan Myungsoo memilihnya sebagai Manager—dan yang ada didalam khayalanku adalah, wajah Manager Myungsoo yang mengamuk seperti gorilla rabies yang kelaparan sambil mengancam akan menghancurkan dunia kalau Myungsoo tidak memilihnya sebagai Manager.

Luar biasa. Mungkin ini akibat film Godzilla yang kutonton beberapa bulan lalu.

Aku hanya meringis, “ Sorry, unnie.  ”

Hyomin unnie masih saja menatapku kesal. Mungkin, kalau hanya ada kami berdua saat ini, dia bisa saja menghantamkan wajahku yang cantik ke dinding atau bahkan melemparku ke jurang. Well, ternyata pilihan untuk tidak memberitahunya sejak awal tadi memang tepat. Tuhan masih menyayangi nyawaku.

“ Jadi kau mengajakku kesini untuk menjadi saksi kontrak konyolmu ini? ”

Bahkan dengan situasi yang ramai seperti ini Hyomin unnie masih saja tidak menjaga mulutnya, bagaimana kalau dia hanya berbicara padaku saja. Padahal biasanya kalau dalam bisnis dia pandai sekali bermulut manis.

“ Aku mohon unnie. Hanya unnie yang bisa kuandalkan. ” Jawabku dengan nada memelas, yang kuharap bisa membuatnya setuju. Kalau Hyomin unnie tidak setuju bisa fatal akibatnya. Selain aku harus berdebat pada Myungsoo dan mencari penggantinya yang pasti sangat sulit, rahasia kami akan terancam terbongkar.

Walaupun aku yakin, Hyomin unnie tidak selicik itu.

Hyomin unnie menatap Myungsoo yang berekspresi datar lalu menatapku yang sedang memohon dengannya, ia menghela nafas, “ Kau yakin? ”

Aku mengangguk cepat. Setelah menghela nafas lagi, Hyomin unnie langsung berkata oke dan saat itu juga kami membaca dan menandatangani kontrak konyol yang berisi bahwa kami harus bersama dalam sebuah hubungan pernikahan didepan pengacara, Howon oppa, Hyomin unnie dan si galak Manager Myungsoo. Aku hanya bisa berharap bahwa keputusanku kali ini tepat.

Everything’s gonna be okay, Park Jiyeon. I just have to survive and calm down. Our first plan is done. Let’s do the second plan.

*****

“ Jadi, unnie akan ikut acara penghargaan nanti malam? Bersama beratus artis papan atas korea lainnya? ”

Aku mengangguk malas, tetap fokus terhadap layar iPad-ku yang menampilkan hasil-hasil rancanganku dan beberapa foto bahan yang akan aku gunakan untuk karyaku.

“ YA! aku boleh ikut ya? Ya? Disana pasti banyak lelaki tampan! Kau harus membawa aku kabur dari nasib jomblo berkepanjanganku ini, Park Jiyeon! ”

Nyaris saja aku melepas tanganku dan menjatuhkan iPadku kelantai karena ingin menutup mulutku yang sudah tertawa terbahak-bahak. Krystal Jung bahkan sudah terjatuh dari sofa sambil memegang perutnya yang sudah tegang akibat tertawa terlalu lepas. Jieun sendiri menatap kami dengan pandangan kesal. Ternyata dia serius dengan rencana kabur dari nasib jomblonya, aku fikir dia hanya bercanda.

“ Jieun unnie! Astaga, apa kau setidak laku itu? ”

“ YA! KRYSTAL JUNG! TUTUP MULUT SIALMU ITU! ”

Dan bukannya berhenti tertawa, Krystal malah semakin menjadi-jadi tanpa perduli dengan bibir Jieun yang sudah maju 10 cm. dengan susah payah, aku menghentikan tawaku dan berdehem beberapa kali agar dapat mengeluarkan suara normal.

“ Masalahnya adalah, itu bukan acaraku. Tapi acara Myungsoo. Jadi aku tidak punya hak untuk membawa siapapun, okay? ”

Jieun mendengus, “ Paling tidak minta nomor salah satu lelaki tampan disana. Kita kan sudah lama berteman, kau tidak bisa seperti ini padaku. ”

“ Unnie, ” Krystal berdeham beberapa kali sebelum melanjutkan kalimatnya, kami berdua menatapnya serius mendengar nada bicaranya, “ Lebih baik aku meminta nomor teman Minhyuk saja ya? Kalau level artis itu terlalu tidak mungkin. ”

“ YA! KRYSTAL JUNG! IBUMU NGIDAM APA SAMPAI PUNYA ANAK SEPERTI MU HAH?! ”

Sementara Jieun sudah sibuk memukulkan bantal kekepala Krystal yang terus saja berteriak kesakitan, aku sudah kembali tertawa terbahak-bahak hingga perutku terasa nyeri. Tapi tetap saja aku tidak bisa berhenti.

Kata orang, kalau kita tertawa terlalu banyak nanti kita akan menangis. Semoga saja ini bukan pertanda sesuatu yang buruk.

Mengingat itu, aku berusaha sekeras mungkin untuk berhenti tertawa dan melerai keduanya. Untung saja Hyomin unnie sedang tidak dikantor, kalau dia disini mereka berdua pasti sudah diseret ke ruangan mereka untuk bekerja bahkan walau kerjaan mereka sedang kosong seperti ini.

“ Eh, Jiyeon, kau sudah punya baju yang akan kau pakai nanti malam? ”

Aku menatap kedua orang yang menatapku penasaran itu lalu menggeleng. Aku bahkan tidak punya rencana untuk tampil spesial nanti malam. Mungkin aku akan memilih gaun malam koleksiku yang sudah beberapa kali aku pakai.

Mendadak pintu ruanganku terbuka mendadak, menampakkan salah satu karyawanku yang paling kurang ajar—Eunjung unnie, “ Hey, ada yang mengantarkan paket untukmu, Park. ”

“ Unnie! Biasakan mengetuk pintu! Jantungku nyaris saja copot, kukira Hyomin unnie yang masuk! ” Teriak Krystal, sedangkan Jieun masih saja mengelus dadanya.

Eunjung unnie terkekeh tanpa dosa, “ Maafkan aku. Aku selalu saja lupa. ”

Ia berjalan mendekati kami dan duduk sambil meletakkan sebuah kotak kado yang besar dengan pita emas. Kami semua menatapnya bingung, hingga aku memutuskan untuk menarik salah satu ujung pita dan membuka tutupnya yang membuat seisi ruanganku berteriak kaget.

Aku yakin seisi ruangan ini juga akan berteriak, “ Bagus sekali! ”

Dan aku sangat tepat, kami berempat mengucapkan kalimat yang sama. Aku mengambil isinya dengan perlahan dan mengangkatnya ke udara—membuatku tanpa sadar kagum ntah keberapa kalinya.

Sebuah gown berwarna emas dengan las hitam ditengah bagian bawah dan motif-motif dibagian atas yang membuatnya tampak sederhana dan elegan disaat bersamaan, ditambah dengan lengan pendek dan potongan di kakinya yang sempurna. Lengkap dengan sepatu dan sebuah kalung cantik.

Oh, aku ingat! Ini kan…. “ Jiyeon, ini gown yang kita lihat di New York minggu lalu bersama Hyomin! ” Teriak Eunjung unnie histeris.

Ya, ini gown yang kami puji saat melihat Fashion Week minggu lalu di New York. Aku dan Hyomin unnie memang terkadang mengajak anggota lainnya untuk ikut menonton. Kadang aku malah mengutus orang lain tanpaku kalau aku sedang sibuk, karena kami selalu mendapat 2-3 tiket hampir tiap bulannya. Dan aku sangat ingat saat kami mendengar harga tawaran tertinggi yang di tawar oleh seorang penelfon yang membuat kami nyaris teriak. Mungkin aku mampu membayar seharga yang sama, tapi sayangnya aku bukan tipe wanita yang hobi menghamburkan uang sebanyak itu hanya untuk sebuah gown cantik.

Lalu ternyata gown itu jadi milikku sekarang.

“ Hey. Aku harap kau menyukai pilihanku dan memakainya untuk nanti malam. Aku sengaja memilih pakaian yang tidak terlalu terbuka karena aku tidak rela kau dilihat oleh lelaki lain kkkkk~ Sampai jumpa nanti malam, cantik. Myungsoo. ” Gumam Krystal sambil memegang sebuah kertas ditangannya.

Aku langsung tersadar dan merampas kertas itu dari tangannya. Namun terlambat, mereka bertiga telah berteriak histeris seolah tak ada lelahnya.

“ Ya ampun! Kau benar-benar beruntung, Jiyeon!! Aku iri sekali! ” teriak Jieun sambil menepuk-nepuk wajahku yang pastinya terlihat blo’on.

“ Apasih kurangnya Myungsoo? Tampan, kaya, perhatian, romantis, dan pasti baik! Aku jadi semakin yakin Naeun itu dihamili orang lain. ” Timpal Eunjung Unnie.

“ Unnie, jangan pernah lepaskan lelaki seperti Kim Myungsoo. Aku serius. Tapi kalau unnie bosan, langsung lempar padaku saja, aku siap menangkapnya! ” Teriak Krystal masih saja histeris.

“ YA! Kemana ‘my-lovely-minhyuk’-mu itu ha? ”

Krystal meringis, lalu mengangkat bahu, “ Setiap wanita pasti menginginkan lelaki yang sempurna. Sedangkan Minhyuk kadang agak menyebalkan. ”

“ Tidak ada manusia yang sempurna, Krystal. ” Timpal Jieun diplomatis, membuat seisi ruangan menatapnya jijik, “ Termasuk Minhyuk dan Myungsoo. ”

Walaupun mereka bertiga masih saja ribut memperebutkan Kim Myungsoo, aku masih saja kebingungan. Kenapa tiba-tiba dia membelikanku sebuah gown mahal? Kenapa juga dia membelikan satu-satunya gown yang aku suka saat itu? Apa hanya kebetulan saja?

Jujur saja, sikap Myungsoo membuatku benar-benar bingung.

Tapi aku tidak mungkin menelfonnya sekarang dan bertanya apa maksudnya. Masih ada tiga kurcaci berisik yang membuatku makin pusing dengan keadaan saat ini.

Well, mungkin aku memang beruntung mendapatkan pacar seperti Myungsoo. Andai saja kalau Myungsoo itu bukan pacar bohonganku, pasti aku bahagia. Aku jadi berfikir, pantas saja banyak wanita diluar sana yang mengantri menjadi pacarnya.

What the-

Apa yang sudah aku fikirkan? Jangan sampai sebuah gown membuatku gila.

*****

Aku menatap tampilan-ku dikaca dengan kagum. Tidak salah aku sudah meminta tolong Hyomin unnie untuk mendandaniku di apartement. Hasilnya benar-benar sempurna.

Make up tipis yang cocok denganku, rambut dengan gaya wavy yang digulung dan ukuran gown yang ternyata sangat pas ditubuhku—hingga membuatku dan Hyomin unnie benar-benar takjub, apa dia terlalu memperhatikanku? —untuk pertama kalinya, aku bahkan sangat kagum dengan penampilanku sendiri malam ini.

Hebat sekali. padahal sehari yang lalu aku sudah berniat untuk tampil biasa saja dan lihat aku sekarang. Benar-benar berbeda.

“ How is it? ” Tanyaku pada Hyomin unnie yang ikut berdiri dihadapan kaca sambil menatap tampilanku.

“ No doubt. Totally perfect. ” Jawabnya sambil mengacungkan jempol.

“ Really? ”

Hyomin unnie mengangguk. Aku mengajaknya untuk ber-high five lalu kami tertawa bersama. Bahkan high heels hitam yang diberikan Myungsoo juga sangat pas dikakiku. Aku hanya menambah clutch berwarna gold yang belum pernah aku sentuh sekalipun sejak membelinya.

“ Aku jadi penasaran dengan satu hal. ” Gumam Hyomin unnie sambil melipat tangan, “ Kenapa kau menerima tawaran Myungsoo? ”

Aku mengangkat bahu, sudahku putuskan sejak kami menanda tangani kontrak bahwa aku tidak boleh bohong sedikitpun pada Hyomin unnie, “ Mungkin karena mom. ”

“ Kenapa dengan umma-mu? ”

“ Mom sakit karena terlalu stress memikirkan kapan aku menikah. ”

Terdengar seperti gumaman ‘Oh My God’ dari Hyomin unnie, namun ia melanjutkan pertanyaannya, “ Lalu menurutmu, umma-mu tidak stress saat tahu kau bercerai nanti? ”

Lagi-lagi aku mengangkat bahu, benar-benar tidak punya gambaran tentang itu padahal seharusnya aku juga memikirkannya. Aku memang ceroboh, “ Jujur saja, aku tidak tahu. Nanti biar saja menjadi urusan nanti. ”

Hyomin unnie menggeleng, menyerah dengan jawaban bodohku. Taklama kemudian terdengar bunyi bel, membuatku refleks melompat. Jantungku berdetak terlalu kencang dan parahnya lagi aku tidak tahu kenapa.

Apa aku mengkhawatirkan tentang komentar Myungsoo?

Ya, aku memang mengkhawatirkan itu. Langsung aku berlari mengejar Hyomin unnie yang baru saja akan membukakan pintu dan menarik tangannya.

“ Apa aku terlihat aneh? Apa ini terlalu berlebihan? ”

Hyomin unnie hanya menatapku aneh lalu memutar matanya tanpa menjawab dan langsung membukakan pintu. Disana berdiri Kim Myungsoo dengan jas hitam dan kemeja putih, rambut depan nya yang dinaikkan. Benar-benar tampan.

Oh, great. Aku makin terlihat seperti badut.

Kenapa aku jadi tidak percaya diri begini sih?

“ Oh my god, Park Ji… ”

“ Stop it! Aku akan mengganti penampilanku. Apa kita akan terlambat? ”

Myungsoo langsung menahan pergelangan tanganku, “ Tidak. kau terlihat sangat cantik. Sungguh. ”

Jadi seperti ini rasanya dipuji cantik oleh seorang pria yang kita sukai?—I mean, pria yang kita ‘sukai’ dengan artian yang berbeda. Kagum? Atau well, sejenis itu lah—rasanya itu seperti ada yang menggelitik perutku sehingga membuat pipi hingga telingaku panas dan kebas.

Apa-apaan ini.

Mungkin aku terlalu berlebihan dan terbawa suasana. Umurku sudah lebih dari 20 tahun dan perasaan seperti ‘menggelitik perut’ harusnya bukan lagi menjadi gayaku.

“ O-kay. ” Ucapku lambat-lambat, “ Aku tidak akan tanggung jawab kalau aku malah membuatmu malu. ”

Myungsoo menggeleng pasti. Ia menatapku dari ujung kepala hingga ujung kaki lalu tersenyum puas, “ Ayo pergi. ”

Oh, kenapa dia tidak kaget sama sekali saat semua barang yang ia berikan padaku ternyata ukurannya sangat pas?

“ Jangan terlalu malam, ” Hyomin unnie mengingatkan, “ Kalau Gyuri unnie tau, dia akan menyeretmu dari acara itu. ”

Myungsoo mengangguk, “ Siap nuna, aku akan mengembalikan Jiyeon tepat waktu. ”

Seperti pacar sungguhan saja. Lama-lama aku kesal juga diperlakukan seistimewa ini. bukan apa-apa, aku hanya takut jadi sungguh-sungguh menyukainya. Aku tidak munafik, wanita mana yang tahan diperlakukan sebaik ini tanpa merasa ‘ge-er’. Bisa saja aku salah satunya, kan?

Myungsoo’s Side

Hening.

Tidak ada satupun dari kami yang berbicara. Aku merasa terlalu kikuk dan takut untuk membuka pembicaraan. Biasanya aku tidak seperti ini, sungguh. Bahkan mungkin ini pertama kalinya aku begini pada seorang wanita. Aku hanya bingung harus berbicara apa.

Dia terlalu cantik.

Mungkin dia wanita kedua yang tercantik didunia ini—setelah ummaku pastinya—dan itu terlihat malam ini. dia memang cantik setiap hari, tapi saat ini, entalah. Seperti ada sebuah aura yang lebih memancar.

Tidak salah aku membeli gaun itu untuknya. Pilihanku memang tepat. Dan untung saja perkiraanku tentang ukurannya benar. Ditambahlagi dengan tebakan jitu Jihye nuna tentang ukuran sepatunya. Aku memang beruntung. Tidak sia-sia aku menghabiskan waktu untuk menonton acara Fashion show yang sangat membosankan itu dari TV.

“ Bagaimana bisa kau menebak ukuran baju dan sepatuku? ”

Jleb. Sebuah pertanyaan dari mulut Jiyeon benar-benar menghantamku. Aku harus jawab apa memangnya? Mana mungkin aku langsung blak-blakan mengatakan “ Oh ya, aku sering memperhatikanmu. Bukankah itu romantis? ”

Bisa saja nilai jualku sebagai lelaki yang paling diminati wanita korea turun drastis.

Aku berdeham pelan, “ Tebakan yang beruntung. ”

Jiyeon mencondongkan tubuhnya kearahku, menatapku dengan penasaran, “ Bagaimana dengan sepatunya? ”

“ Jihye nuna yang menebaknya. ” Jawabku, sedikit lega.

Dia menganggukkan kepalanya beberapa kali, “ Apa kau juga menebak bahwa aku memang menyukai gaun ini saat membelinya? ” Tanyanya lagi.

Dahiku langsung berkerut, bingung. Aku memang tahu bahwa dia juga menonton langsung di New York karena sesekali kamera menyorotnya yang sedang berbicara dengan pemilik brand fashion itu, tapi sungguh, aku tidak tahu kalau dia menyukainya.

Kali ini aku memang beruntung sekali.

“ Jadi kau menyukainya? ” Tanyaku balik.

Jiyeon tersenyum cerah, menambah kadar kecantikan yang dia miliki, “ Terima kasih untuk barang-barang yang kau berikan. Apa aku perlu mengantinya? ”

Aku langsung menggeleng cepat. Tentu tidak, aku benar-benar ingin memberikannya, “ Tidak perlu. Anggap saja ini salah satu caraku berterimakasih karena mau bekerja sama denganku. ”

Jiyeon mendengus, “ Sebenarnya tidak perlu, ” Balasnya, ia diam sejenak lalu melanjutkan, “ Kenapa kau mengirimnya dengan kalimat seperti itu? ”

Kali ini aku tertawa, mengingat ekspresi horror Howon-hyung saat melihatku menulis pesan itu. Dan dia nyaris saja terkena serangan jantung saat aku menganggukkkan kepala untuk pertanyaan apakah aku menyukai Jiyeon.

Yah, aku tau ini aneh. Tapi aku hanya ingin saja mengirimkan pesan itu, tidak ada alasan lain. Hanya ingin mengira-ngira apakah ia akan suka dengan pesanku atau tidak.

“ Apa kau suka dengan isi pesannya? ” Tanyaku santai.

Ia tampak mengiggit bibirnya, “ Tidak. Pesanmu aneh. ”

Oh. God. Kecewa juga rasanya.

Baru pertama kali aku mendapatkan penolakan secara tidak langsung dari seorang wanita. Dan entah mengapa, itu membuatku semakin ingin membuatnya juga menyukaiku.

Well, seperti kata orang. Wanita yang sulit didapatkan akan membuatmu semakin tertantang untuk mendekatinya. Mungkin seperti ini perasaan tertantang itu.

Aku memaksakan diri untuk tertawa hambar, “ Aku kira kau akan suka. ”

“ Kau kecewa? ”

“ WHAT?! ”

Wanita-yang-sialannya-cantik itu malah tertawa terbahak-bahak, membuatku menatapnya tidak suka. Damn. Damn. Damn. Apa aku semenyedihkan itu? Apa kelihatan sekali kalau aku memang kecewa? Apa itu lucu menurutnya?

Yang benar saja.

“ Aku hanya bercanda, Myungsoo. Kenapa kau malah panik begitu? ” Tanyanya disela-sela tawa.

Aku jadi punya ide.

Ayo, kita lihat Park Jiyeon. Siapa yang lebih lucu disini.

“ Aku memang kecewa. Kau bahkan bisa menebaknya dengan tepat. ”

Wanita itu menghentikan tawanya. Menatapku dengan datar, “ Jangan bercanda. Itu keterlaluan, ” Katanya mengingatkan, aku hanya mengangkat bahu dan menatapnya lurus-lurus. Membuat tatapannya perlahan-lahan berubah seolah-olah aku adalah manusia tanpa kepala, “ Kau serius? ”

“ Tentu saja. ”

Jiyeon menggeleng, ia mengibas-ngibaskannya berulang kali, “ Kau hanya bercanda. Aku sudah tau trikmu. ”

Pelajaran berharga untuknya, jangan pernah bermain-main dengan seorang Kim Myungsoo. Apa dia mengira aku selalu memakai trik yang sama? Perlahan aku beringsut mendekatinya, membuatnya bergerak mundur keujung pintu mobil sambil menatapku takut. Bahkan aroma parfumnya dapat memenuhi indra penciumanku. Sial. Dia pakai parfum apa, sih? Aku yakin akan betah bertahan dengan posisi ini hanya karena bau parfumnya dan jarak wajahnya yang terlampau dekat denganku.

Cepat-cepat aku menyadarkan diriku yang tidak fokus hanya karena mencium parfumnya. Aku menaikkan sudut bibir kananku, “ Aku menyukaimu. Apa kau percaya? ”

“ Tuan, kita sudah sampai. ”

Oh, shit.

Jiyeon’s Side

Apa itu tadi? Dia menyukaiku? Pasti bercanda.

Ya. Lalu kalau menurutmu Kim Myungsoo bercanda, kenapa kau malah bahagia, Park Jiyeon? Ingat, dia adalah artis. Dia actor, pemain film berbakat. Dia bisa saja hanya acting seperti biasanya. Aku harus sadar. Aku tidak boleh terlalu larut dan dibodohi untuk kesekian kalinya.

“ Cepat siap-siap, kita akan turun sebentar lagi. Jangan lupakan scenario kita. ” Bisik Myungsoo saat mobil kami sedang menunggu giliran untuk turun menuju redcarpet.

Cepat-cepat, aku mengeluarkan kaca kecil dari clutch-ku. Untungnya, make up dan rambutku masih sempurna, bahkan ada tambahan warna merah di sekitar pipi dan telingaku—sial, ini pasti gara-gara kejadian tadi—Aku menarik-narik ujung bibirku, persiapan agar aku dapat tersenyum senatural mungkin.

Kali ini pasti berhasil seperti biasanya, Park Jiyeon. Yang harus aku lakukan sekarang adalah tenang, menenangkan jantungku dan bernafas normal. Ya, bersikap normal.

Sial Myungsoo. Kau yang membuat aku tidak tenang bahkan sesaat sebelum acara.

Pintu Myungsoo terbuka, membuatku panik setengah mati.  Myungsoo sepertinya tahu bahwa aku sedang dilanda kepanikan luar biasa. Sesaat sebelum keluar, ia menyentuh dan mengenggam tanganku. Menyalurkan sebuah kekuatan yang ternyata sangat ampuh bagi tubuhku. Bahkan secara mendadak aku dapat tersenyum dengan tenang.

Pintuku terbuka, tangan Myungsoo terulur dihadapanku. Aku menarik nafas lalu membuangnya bersamaan dengan tanganku yang menyambut uluran tangannya.

Woah.

Mungkin aku terlalu menyepelekan acara penghargaan korea. Ini mirip grammy award, demi tuhan!

Bodohnya aku. Harusnya aku lebih sering menonton tv atau bahkan menontonnya di youtube sebelum pergi. Aku benar-benar tidak menyangka wartawan korea akan sebanyak ini.

Sekarang apa yang harus aku lakukan?

Myungsoo menyodorkan lengannya, membuatku instingku bergerak mengaitkannya dengan tanganku. Ia berjalan perlahan, secara tidak langsung menarikku untuk mengikuti langkahnya. Teriakan para wartawan dengan berbagai pertanyaan, blitz kamera yang menerpa wajahku bertubi-tubi dan jeritan histeris fans Myungsoo mendadak membuatku pusing dan limbung, mungkin saja aku akan jatuh memalukan kalau saja aku tidak memegangi Myungsoo.

Lalu kemudian aku dikenal sebagai “ Wanita yang pingsan ditengah red carpet ” dan itu akan menjadi bahan tertawaan seluruh umat manusia hingga 7 turunan. Ew, memalukan.

Hingga akhirnya kami sampai diujung red carpet dan berhenti sebentar. Aku berusaha tersenyum senatural mungkin. Yang ada di fikiranku saat ini adalah bagaimana aku harus membuat rencana ini sukses karena Myungsoo sudah berhasil membuat mom dan dad percaya, termasuk Gyuri unnie mungkin.

“ Myungsoo-ssi, jadi berita mengenai anda berpacaran dengan Park Jiyeon itu benar, ya? ” Tanya seorang wartawan.

Ya tuhan, ampuni dosa kami karena telah membohongi seisi dunia.

Myungsoo tersenyum simpul, ia menolehkan kepalanya padaku lalu mengelus bahuku. Aku yakin sejuta persen, lebih dari setengah wanita korea ingin diperlakukan seperti ini. ditatap penuh cinta, seolah aku adalah wanita yang paling ia cintai didunia ini dan dia bangga akan itu.

Uh-oh. Bahasaku sudah terpengaruh novel-novel percintaan menyebalkan.

“ Seperti yang dilihat. ” Jawab Myungsoo asal, ia lalu menatapku lagi, agak lama dari sebelumnya kemudian kembali menatap para wartawan itu, “ Bukankah kami cocok? ”

Aku berusaha keras menahan tawaku yang sudah ingin meledak hingga membuat ujung bibirku terangkat sempurna ditengah-tengah teriakan ‘andwae’ dari fans Myungsoo yang terdengar frustasi. Oh sial. Ini bahaya, jangan sampai aku benar-benar tertawa. Kutundukkan kepalaku sedikit, agar kalaupun aku tertawa tidak akan terlihat oleh kamera.

“ Tentu saja! Selamat atas hubungan kalian. ” Ucap seorang wartawan wanita sambil tersenyum sumringah, lalu ia menatap lurus kepadaku, “ Kau membuat wanita korea iri setengah mati, Jiyeon-sshi. ”

Entah dia memujiku atau dia mengejekku, aku benar-benar tidak mengerti. Aku hanya tersenyum kecil, “ Tidak, biasa saja. ”

Setelah menunduk sejenak, Myungsoo kembali ‘menyeretku’ menuju tempat duduk yang telah disediakan. Mendengar teriakan fans Myungsoo yang sepertinya tidak menyukaiku, blitz kamera dan suara dengungan antara wartawan terlalu lama membuatku mual. Untung saja Myungsoo bisa mengerti itu.

“ Apa kau harus menghadapi orang-orang seperti itu tiap hari? Aku bahkan tidak mengerti dia memujiku atau malah mengejekku. Benar-benar menyedihkan. ” Omelku pada Myungsoo.

Ia hanya tertawa, “ Wanita itu menyindir kita bahkan sejak mengucapkan selamat.” Bisiknya—oh yatuhan, jaraknya denganku benar-benar tipis, apa kami harus sedekat ini hingga acara berakhir?—“ Aku sudah biasa menghadapi orang seperti itu. Bahkan yang lebih dari itu. ” Lanjutnya.

Hanya decakan kagum yang keluar dari mulutku pertama kalinya, “ Hidupmu pasti sulit. ”

“ Dan kau akan merasakan kesulitan yang sama mulai sekarang. Maaf aku merepotkanmu. ”

Aku menoleh, menatap matanya yang ternyata sejak tadi sudah terarah padaku. Tatapannya terlihat menyesal. Apa yang harus aku lakukan? Apa salahku jika aku merasa terbang dengan perlakuannya malam ini?

Tentu saja. Dia hanya acting.

Tidak. Manamungkin dia acting saat hanya kami berdua yang mendengarnya. Selain itu, tatapannya sangat tulus saat mengatakan itu.

Aku tersenyum kecil lalu menepuk bahunya pelan, mengisyaratkan bahwa aku tidak apa-apa. “ Aku sudah memikirkan hal itu sejak awal dan menurutku bukan masalah. ”

Myungsoo tersenyum kecil lalu menegakkan bahunya dan kembali duduk normal. Dan jujur saja, jauh didalam hatiku, aku kecewa karena dia mengubah posisi duduknya. Tidak, aku tidak akan berusaha mengelak apapun lagi. Banyak kebaikan yang tanpa aku sadari ia lakukan untukku, namun aku malah buta hanya karena masa lalunya. Myungsoo pria yang baik. Tidak ada salahnya kalau aku benar-benar menjadi suka padanya. Kalaupun nanti, ia akan mengecewakanku dan memperlakukanku sama seperti mantan-mantannya dulu, aku juga tidak akan menyesal dengan kebodohanku kali ini. sebab apapun yang terjadi dalam sebuah hubungan, bahkan kalaupun akan berakhir  berantakan, kita tidak berhak menyesal karena kita sempat merasakan apa yang dinamakan dengan bahagia bersamanya.

Dan, bolehkan aku berharap bahwa aku tidak akan dikecewakan olehnya?

*****

okey, aku tau aku lamaaaaa banget tapi please maaf banget ya buat kalian kecewa, aku bukan orang yang emang fokus nulis, aku punya kegiatan lain:( buat yang sms, maaf aku gak bales soalnya aku jarang megang hp itu

maaf juga mengecewakan dan part ini emang jelek banget, aku juga gak pede updatenya dari kemarin-kemarin tapi ya apa boleh buat. ditunggu saran-sarannya!^-^

83 thoughts on “Celebrity Wedding (Chapter 5: His Life)

  1. yeahh akhirnya updte juga ..
    daebakk myungsoo udah ngaku k hoya klo dia suka ma jiyeon . nah jiyeon nya kapan? trus trauma masa lalu nya jiyi knapa yaa?
    pnasarn next nya chingu fighting \^

  2. ahaha… MyungYeon ini udh sama” suka
    Tenang Jiy, yg Myung lakuin untuk mu itu tulus.. bukan acting
    Jiyi mau maju (?) duluan 🙂 Myung jgn mau kalah,,
    Next

  3. Huaaaa daebakkk aku sukaaa bangettt
    Lanjut lanjuttt penasarann plisss lanjuttt jangan lam lama okee aku penasaran bangett
    Myungyeon bersatu !! , author daebakk kernnn aku sukaaa bangett

  4. udahlah gatau mau komen apa nih yg jelas suka banget sama part ini 😀 haha
    tapi rada sebel juga sih pas muncul naeun-___-hih.
    oke ditunggu banget nih kelanjutannya 😀 ga sabar banget asli pengen cepet-cepet baca next part nya 😀 kekeke

  5. .yaaaah tbc !!

    .eoniii aku gak sabar pengen cepet2 baca myungyeon udah nikahh
    .mdah2an di pernikahan itu myungyeon punya anakk
    amiin

  6. wahhh Jiyeon nih perang batin, mulai suka nih sebenernya jiyeon cuman masih ragu ama kelakuan myungsoo yang akting atau real
    myungsoo juga tanpa sengaja ngebuat perhatian ke jiyeon 🙂
    lanjutannya ditunggu
    penasaran ama masalah gyuri-jiyeon di masa lalu 🙂

    oia aku pernah minta pw yang ff di protect ituloh yang jiyeon-ma myungsoo sama2 suka tapi gengsi, kok gk dikasih ya?? mohon di cek, makasih ^^

  7. okay,, jiyeon akhirnya menyingkirkan egonya dan memutuskan membiarkan hatinya yg menguasai. semoga dg pernikahan palsu nnt mereka akan bahagia lalu merubah pernikahan itu menjadi nyata! aku surprise bgt sama myungsoo side disini 😀 aku msh menikmati permainan harga diri mereka walaupun pasti akhirnya aku berharap salah satu dari mereka harus membuat semuanya luluh..
    fighting!!! no problem update lama yg pntg msh diupdate! aku msh bs setia menunggu kok! hehehe. gomawo utk updateannya kali ini 🙂

  8. thorrrr. kemana ajaaa”?” kangen bangetttt.. oia kamu update ini ff aja aku udah bersyukurrrr bangettt.. yg penting jangan ditinggalin gitu aja ya thor ffnya. tetep di update. hahaha dan aku selalu suka part myungyeon apapun ituu. fighting thorrr

  9. Oh gosh, kaya apa yang dikatakan Jiyeon “Para wanita pasti ngantri pengen jadi ceweknya”, siapa yang nggak mau coba, Myung nya manis gitu.
    Wah aku juga berharap Jiyeon nggak dikecewain tapi sepertinya dari sinilah Jiyeon akan merasakan sakit hati. Kkk
    Udah tau belom sih tu Myung kalo sedikit-sedikit juga dia punya rasa sama Jiyeon? Apa masih lanjut akting? Myung gak jrelas! Haha! XD
    Itu Naeun bikin bete ih.
    Maaf ya aku baru sempet dateng hehe kegiatan kuliah menyita waktuku. Tapi intinya aku seneng ini update! Yeay!

  10. waduh baru ngecek wp mu thor ternyata udah update
    ahhh cerita mereka makin sweet ajaa
    masih menunggu tahap myungyeon udah saling jatuh cinta wkwkwk #ga sabar
    overall keren part ini ^^

  11. gengsian atau meragukan perasaan lawan jenis—nah lhooooo… mana bisa lgsg percaya sama cowok player–tp kalau sdh buta krn cinta???? hayoooo—ungkapan hati saja nich–sptx diluar konten…

    keep FIGHT Han Heerin ssi.. miyan keburu baca part 6..

  12. aaaaahhhh myungsoo sweet bingo sih
    siapa coba wanita yg ga bakalan jatuh cinta klo d perhatiin kyk gitu
    ga sabar bgt mau liat myungsoo sama.jiyeon saling terbuka sama perasaan mereka
    sekarang mereka sama2 masih gengsi atau mungkin masih ragu

  13. Oke.. Isi kartu ucapannya emang kocak.. Apalagi cerita dibalik pembuatan kartu ucapan itu.. Hhaha.. Waahhh,, udah mulai saling suka yaa.. dan di tunggu next partnya (chap 7 soalnya chap 6 udah di baca dluan) .. Fighting 🙂

  14. ahhh ini so sweet kok eon..bagus bgt..
    suka ni ceritanya jiyi udah mau buka hatinya buat myung..walau dia tau kalo akhirnya ga bisa diprediksi baik apa enggak..tapi ni sosweet…
    moga aja semuanya berjalan lancar ya..

  15. hahaha, jiyeon.nya udah naruh hati ke myungsoo kah ???
    daebak authornim,
    ke chapter 6 dulu yaw
    *keep writing and fighting*

  16. yaa amppunn .. bingung mw komen ap .. Daebak banget ., feelnya dapet .. Huh .. Kereen ,, thor bleh minta nomer hapenya gk ? Kirim ajh di nmerku 085753713633 jeball

  17. Huah myungyeon bikin greget, ji jangan selalu nganggap semua perlakuan myung itu akting dong kan kayax ngak kaya gituh 😊
    eh si naeun nyebelin banget deh 😤

  18. Wahhhh myungsooooooo kita juga ngiri kali ngeliat sebegitu mesranya kamu sm jiyeonn hahahhaha. Hah menunggu kemesraan selanjutnya 😍

  19. Part ini singkat bener ya, tp walaupun singkat part ini 80% myungyeon moment kkkk

    Btw myungsoo bilang suka ke jiyeon becanda apa ga yaa??? 😏😏

Leave a reply to 97queeny Cancel reply